Tujuh Prinsip Kepemimpinan Ketika Menghadapi Krisis Global
Ketika organisasi menghadapi sebuah krisis, maka hal pertama yang akan dicarinya adalah seorang pemimpin. Karena di mereka menganggap bahwa pemimpin merupakan orang yang paling mengetahui, tentang bagaimana cara menghadapi masalah ataupun krisis yang terjadi. Serta sekaligus mencari solusi melalui langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menghadapinya.
Oleh karena itulah penting bagi seorang pemimpin untuk memiliki skill crisis leadership, apalagi di tengah situasi penuh ketidakpastian seperti yang terjadi pada beberapa waktu terakhir ini.
Menurut John Quelch, dekan dan professor di Charles Edward Wilson of Business Administration, Harvad Business School menyebutkan bahwa dalam menghadapi krisis yang terjadi pemimpin harus mampu menunjukkan tujuh kemampuan yang berbeda. Ini kemudian disebutnya dengan 7C of Capabilities.
Calm. Your folks, your employees, your customers, your suppliers, are going to be looking to you as a leader to project a sense of calm through this difficult, uncertain situation.
1.Calm (Ketenangan).
Semua orang yang memiliki hubungan dengan kita, baik itu saudara, karyawan, pelanggan ataupun teman telah mengaggap kita sebagai seorang pemimpin. Tentunya kita akan tetap menjaga hal ini melalui ketenangan diri, dalam menghadapi situasi yang sulit sekalipun. Tunjukkan ketenangan tersebut agar mereka juga bisa merasa nyaman di tengah ketidakpastian.
Confidence. You have to be calm, but not still-water calm. You have to project confidence that you’re going to be able to see this through successfully, with a minimum amount of hurt to the company, but also to all of the stakeholders who are relying on your leadership to get them through the difficult days and months ahead.
2.Kepercayaan (Confidence)
Sebagai pemimpin kita harus tetap tenang, dan selalu memproyeksikan keyakinan dalam memahami setiap kejadian yang berlangsung. Memahami setiap masalah yang terjadi secara akurat dan mampu melihat celah (opportunity) yang mungkin ada. Sehingga setidaknya bisa memiliki beberapa alternatif solusi untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
3.Communication (Komunikasi)
Dalam situasi krisis seorang pemimpin harus tetap menjalin komunikasi yang baik diantara semua pihak yang terlibat. Ini penting untuk menghindari berbagai hoax yang tidak jelas. Selain itu juga untuk menjaga agar konsolidasi diantara anggota tetap terjalin dengan baik lewat komunikasi secara langsung. Komunikasi yang baik tidak harus menunggu lama, ketika harus ada yang disampaikan segeralah mengomunikasikannya secara cepat. Karena hanya berdiam saja merupakan hal yang paling burukdalam sebuah kepemimpinan.
4.Collaboration (Kerjasama)
Seorang pemimpin tidak harus mengetahui semua jawaban secara tepat, namun sebagai pemimpin kita memiliki sekelompok orang dengan keahliannya masing-masing. Dengan menyatukan semua kemampuan semua karyawan dalam gugus tugas, sub-gugus tugas akan memberikan sebuah potensi besar. Selain itu melibatkan karyawan dengan cara ini juga akan mengurangi desas-desus itu, memberi keyakinan kepada anggota tim bahwa ini akan dapat memproyeksikan pada sebuah solusi.
5.Community (Komunitas)
Setiap orang tinggal dalam sebuah komunitas tertentu. Pabrik dan kantor merupakan komunitas kerja, begitu pula halnya dengan sekolah ataupun universitas. Setiap pemimpin dalam komunitas harus mampu memberikan contoh tidak hanya bagi anggota timnya sajaa, tetapi juga bagi komunitas yang lain. Sehingga dalam hal ini sangatlah penting untuk memberikan contoh perilaku yang baik dan dukungan dari seorang pimpinannya kepada setiap orang.
6.Compassion (Kebersamaan)
Rasa kebersamaan sangat penting dalam situasi krisis. Setiap orang akan memiliki harapan untuk bangkit, memiliki tim yang baik di sekitar kita, akan merupakan nilai positif terbesar. Ada banyak orang di organisasi yang bergantung satu sama lain, mulai dari karyawan senior yang memerlukan perawatan kesehatan lanjutan hingga kepada anggota tim yang tengah menantikan anak mereka. Semua ini membutuhkan dukungan dan rasa kebersamaan yang tinggi untuk mengatasinya. Sehingga tugas terbesar pemimpin adalah mengembangkan rasa kebersamaan itu secara lebih mendalam. Menumbuhkan rasa kebersamaan dalam tim merupakan manifestasi kepemimpinan yang sangat penting
7.Cash (Kemampuan keuangan)
Kemampuan keuangan atau kepemilikan modal merupakan hal yang sangat penting dalam krisis. Oleh karena itu semua hal harus diperhatikan secara seksama, agar kemampuan finansial organisasi tetap terjaga. Baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Pemimpin yang baik harus memiliki kemampuan manajerial keuangan yang baik. Karena siapapun mereka, baik itu karyawan, supplier ataupun teman telah melihat kita sebagai pemimpin dan semua keputusan dibuat akan menjadi hal yang sangat berharga bagi mereka. Apa pun yang dilakukan untuk menghemat uang akan menjadi sangat penting, karena itulah yang akan menentukan apakah karyawan akan dibayar tepat waktu di akhir bulan.
Sumber/foto : hbr.org/stanford.edu
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS