Psychological Safety: Kunci Adaptasi dan Inovasi Perusahaan Modern
Di era yang penuh dengan ketidakpastian, kemampuan sebuah perusahaan untuk beradaptasi menjadi penentu utama keberhasilan. Namun, adaptasi tidak hanya bergantung pada strategi bisnis yang cemerlang, tetapi juga pada budaya organisasi yang mampu memacu inovasi. Di sinilah peran human capital menjadi sangat penting.
Menurut Steven A. Yudhianto, SEVP Human Capital Strategy Bank Rakyat Indonesia, pada saat ditemui Intipesan seusai menyampaikan presentasinya dalam Seminat 11th Indonesia HR Director Summit di Jakarta bulan lalu menyampaikan, human capital memiliki tanggung jawab besar dalam memberdayakan pemimpin untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kreativitas dan keberanian berinovasi.
Salah satu konsep yang krusial adalah psychological safety, yaitu rasa aman secara psikologis bagi karyawan untuk mengemukakan ide, pendapat, atau bahkan ketidaksetujuan tanpa rasa takut.
“Psychological safety memungkinkan karyawan untuk berani bereksperimen, mengambil risiko, dan menyampaikan gagasan segar,” jelasnya.
Dalam konteks ini, human capital berperan sebagai fasilitator yang membantu pemimpin menciptakan ruang-ruang psikologis yang nyaman. Dengan suasana kerja yang mendukung, ide-ide inovatif dapat muncul secara alami, memberikan perusahaan keunggulan kompetitif.
“Human capital seharusnya mampu memampukan para pemimpin, untuk menciptakan psychological safety bagi timnya. Ketika karyawan merasa didengar dan dihargai, mereka akan lebih terdorong untuk berkontribusi secara aktif,” ujar Steven.
Lebih lanjut, human capital tidak hanya bertugas dalam aspek administratif, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam transformasi budaya perusahaan. Dengan memberikan pelatihan kepemimpinan, sesi mentoring, serta membangun program-program pengembangan diri, human capital dapat memberdayakan pemimpin untuk menjadi fasilitator inovasi.
Selain itu, membangun sistem umpan balik yang konstruktif dan memastikan bahwa setiap suara didengar merupakan langkah nyata dalam menciptakan psychological safety. Human capital juga dapat menerapkan survei berkala untuk mengukur tingkat kenyamanan karyawan dalam menyampaikan ide-ide mereka.
Ketika psychological safety telah terbentuk, perusahaan akan lebih mudah beradaptasi dengan perubahan pasar. Inovasi tidak lagi menjadi sekadar jargon, melainkan budaya yang tumbuh dari seluruh lapisan organisasi.
“Inilah kuncinya. Ketika human capital berperan secara efektif dalam membangun psychological safety, organisasi akan menjadi lebih adaptif dan siap menghadapi tantangan bisnis di masa depan,” tutupnya.
Dengan demikian, investasi dalam human capital bukan sekadar kebutuhan, melainkan langkah strategis untuk menciptakan lingkungan kerja yang inovatif dan berkelanjutan.
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS