IntiPesan.com

Mengapa Banyak Perusahaan Enggan Merekrut Karyawan yang Berusia Lebih Dari 50 Tahun ?

Mengapa Banyak Perusahaan Enggan Merekrut Karyawan yang Berusia Lebih Dari 50 Tahun  ?

Dalam sebuah penelitian dilakukan oleh The Schwartz Center for Economic Policy Analysis Retirement Equity Lab, menyebutkan bahwa lebih dari setengah pengangguran di Amerika yang memiliki usia diatas usia 50 tahun memiliki resiko untuk dipensiun secara paksa.

Selain itu mereka juga mendapatkan hasil bahwa lebih dari tiga juta karyawan yang berusia diantara 55 tahun hingga 70 tahun, telah dipaksa pensiun ataupun mengundurkan diri dari perusahaan sejak Maret 2020.

Hal tersebut disebabkan adanya kontraksi ekonomi sebagai dampak semakin meluasnya pandemi Covid19 ke seluruh dunia, yang membuat para karyawan yang memiliki usia di atas 50 tahun semakin beresiko untuk kehilangan pekerjaan mereka jauh lebih cepat daripada sebelum adanya pandemi.

Resesi sebagai akibat dari pandemi Covid19 telah memaksa sekitar 3,1 juta pekerja yang berusia lanjut ke dalam jurang kemiskinan secara de facto, ketika mereka dipaksa pensiun oleh perusahaan, jelas laporan tersebut.

Resesi tersebut secara luas telah mempengaruhi kehidupan sekitar 67 juta orang di rumah tangga yang hampir pensiun, dengan cara mengurangi tingkat kesiapan finasial mereka untuk menghadapi pensiun.

Dengan demikian semakin lama pandemi tersebut berlanjut akan semakin menggerogoti pula kemampuan ekonoomi mereka secara bertahap, dan membuat setiap karyawan yang berusia lanjut semakin kesulitan dalam mencari pekerjaan yang lain untuk menunjang kehidupannya setelah pensiun.

Secara umum orang Amerika yang berusia di atas 65 tahun adalah segmen tenaga kerja yang tumbuh paling cepat. Namun undang-undang yang dimaksudkan untuk melindungi demografis ini dari diskriminasi di tempat kerja tidak cukup untuk melindungi mereka dari dampak pandemi. Sehingga sering timbul anggapan bahwa para pekerja senior lebih banyak menimbulkan masalah daripada pekerja lain yang lebih muda usianya.

Enam puluh satu persen responden yang berusia di atas 45 tahun yang disurvei dalam Studi tersebut, mengatakan bahwa mereka sering melihat dan mengalami proses “penuaan” angkatan kerja di kantor. Serta menyebutkan bahwa di banyak tempat kerja lain, diskriminasi umur masih sering terjadi.

Saat ini ada beberapa industri yang memiliki kemungkinan kecil untu merekrut karyawan senior ataupun mereka yang memiliki usia diatas 50 tahun, diantaranya adalah bidang manufaktur, software dan IT serta bisnis dan keuangan. Keengganan beberapa perusahaan di bidang tersebut terutama didasari pada masalah produktivitas dan hasil.

Namun sebaliknya, di bidang industri medis ataupun perawatan kesehatan dan pendidikan, merupkan satu-satunya industri yang masih relatif terbuka terhadap gagasan mempekerjakan pekerja yang lebih senior.

Menurut laporan tersebut, sebenarnya persepsi stereotip dari generasi yang berbeda selalu ada di setiap bidang kehidupan.

Meskipun kedengarannya mengejutkan, penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dalam matriks utama yang terkait dengan kesehatan fisik dan mental antara pekerja yang lebih tua dan lebih muda.

Satu-satunya perbedaan signifikan secara statistik yang diamati adalah pada tingkat tekanan darah — yang mengatakan, rata-rata darah tekanan seorang karyawan di atas usia 55 masih dalam kisaran yang sehat.

Sementara itu disebutkan piula bahwa banyak industri memiliki keraguan, ketika mereka harus merekrut karyawan yang memiliki usia sekitar 50 tahun. Keraguan tersebut diantaranya meliputi kekhawatiran bahwa generasi yang lebih tua cenderung kurang termotivasi dalam bekerja, kurang antusias terhadap pelatihan lanjutan, kurang responsif terhadap berbagai perubahan, kurang produktif, kurang mempercayai pekerja muda, memiliki alsan kesehatan yang tidak bagus, kurang suka berbagi pengetahuan hingga kepada persepsi bahwa mereka akan meninggalkan pekerjaan lebih cepat dari rekan-rekan mereka yang lebih muda.

Serta adanya kekhawatiran bahwa karyawan senior sering menuntut gaji dan tunjangan yang lebih tinggi, bila dibandingkan dengan pekerja lain yang lebih muda usianya.

Namun demikian menurut laporan AARP tahun 2015, menyebutkan bahwa karyawan yang berusia di atas 55 tahun pada kenyataannya menuntut gaji yang lebih tinggi dengan kisaran antara 1 hingga 10% daripada pekerja yang lebih muda untuk dipekerjakan.

Dalam sebuah studi oleh Personnel Psychology di Amerika menemukan bahwa pekerja yang lebih tua kurang tertarik pada program pengembangan karir dan partisipasi mereka dalam setiap pelatihan tambahan dan pembelajaran memiliki intensitas yang lebih rendah daripada pekerja lain yang berusia muda.

Memang mempekerjakan karyawan yang senior memiliki banyak keterbatasan, namun demikia hal tersebut bukanlah merupakan alasan yang tepat untuk tidak merekrut mereka menjadi karyawan di kantor. Setidaknya mereka juga masih memiliki banyak kelebihan lain yang tidak dimiliki oleh pekerja lain yang usianya jauh lebih muda, mulai dari sikap kepemimpinan hingga kematangan berpikir ketika mengambil keputusan di saat sulit.

Sumber/foto : theladders.com/youinc.com